Update Blog

Btw sekarang saya sudah tidak melanjutkan pengembangan blog ini lagi, kalo ada kesalahan ataupun janji yg tidak dapat saya penuhi, saya minta maaf ya hehe, terima kasih buat kalian

Monday, December 23, 2019

Sayonara KA Kalijaga dan KA Sidomukti

Selamat datang kembali para pembaca sekalian. Entah kenapa sejak ada kabar Gapeka 2019 kemarin saya jadi kembali dari masa2 hiatus saya di blog. Dari berpindah di Youtube hingga saya tidak bisa melanjutkan gameplay OpenBVE, saya ceitanya berhijrah (kembali) ke instagram buat update hasil berburu kereta api yang telah saya lakukan. Malahan sekarang ini saya anggap semacam galeri terbuka hehehe... Semakin kesini saya mulai rajin-rajin nulis lagi semacam pembahasan perkembangan kereta api yang akan datang (jangkauan paling lama 5 tahun). Ditambah dengan kabar perubahan Gapeka yang akhirnya masa-masa penantian untuk adanya perubahan yang signifikan telah tiba, dan balik lagi deh sekarang hehehe...
Seputar GAPEKA 2019 yang lain:
-KA Argo Wilis dan Turangga Membuka Cara Baru ke Jakarta dengan Naik Kereta
-KA Sancaka Utara, Keunikannya Menyambungi Jawa Tengah dan Jawa Timur
-Kesimpulan Gapeka 2019 (coming soon)
Bagi saya salah satu yang nanti akan dibayar dari perkembangan kereta-kereta dari peluncuran kereta baru, perpanjangan rute dari beberapa kereta, hingga sekecil update pemberhentian pada stasiun yang semula masih dilaluinya; akan ada kereta yang juga bersiap untuk dipurna tugaskan yaitu KA Kalijaga dan KA Sidomukti.

KA Kalijaga mungkin ada yang belum tahu, yaitu kereta lokal yang menggunakan rangkaian idle KA Bengawan dengan kelas ekonomi yang memiliki rute perjalanan dari Solo Balapan menuju Semarang Poncol lalu kembali lagi setelah itu. Sedangkan KA Sidomukti adalah kereta lokal yang menggunakan rangkaian idle KA Senja Utama Solo dengan kelas eksekutif-ekonomi premium yang melayani perjalanan dari Solo Balapan hingga Yogyakarta dan balik lagi setelah itu. Keduanya sama-sama menggunakan rangkaian idle dari kereta reguler yang telah ada dan rute yang sama yaitu Solo-Jakarta. Palingan yang sangat membedakan selain rute dan waktu dinasnya, yaitu untuk di Solo KA Bengawan menjangkau hingga Purwosari sedangkan KA Senja Utama Solo dari Solo Balapan.

Untuk KA Kalijaga, yang menjadi keunikan dibanding kereta lokalan sekalipun, sering membawa dua lokomotif/double traksi. Biasanya karena ada jadwal untuk Perawatan Akhir/PA di Balai Yasa/BY Pengok, Yogyakarta. Sedangkan KA Sidomukti, mungkin bisa dikatakan satu-satunya kereta lokal yang menggunakan rangkaian keluaran 2018 yang sudah berbodi stainless steel, karena otomatis juga mengikuti perubahan dari KA Senja Utama Solo sejak tahun 2018 yang lalu

Kedua kereta ini pada akhirnya menjadi salah satu "korban" dari Gapeka 2019 ini, karena kedua kereta utamanya mengalami pergantian jadwal yang sangat mempengaruhinya. Berlebihan amat ya jadi korban wkwkwk..... Setelah pembahasan ini, saya juga akan membahas perspektif dari masyarakat kota Solo terhadap perubahan sistem dari kereta api ini yang sudah berjalan pada saat postingan ini dipublikasikan, sebelum saya akan membahas perubahan dari berbagai kereta disini

Dimulai dari apa saja kereta yang hadir pada Gapeka 2019 ini, beberapa kereta yang siap mengisi kekosongan pada beberapa waktu dalam sehari (termasuk KA Jaka Tingkir, akhirnya setelah setahun balik lagi disini hihihi...), dan mekanisme harga tiket dari berbagai kereta. Kita lihat saja, dan saya jujur saja tidak dapat menjanjikannya akan langsung dipublikasikan mengingat waktu yang agak terbatas untuk sebatas nulis-nulis aja. Tapi saatnya kembali ke topik...

Btw saya secara pribadi mengucapkan terima kasih untuk jasa dari kedua kereta, yang dimana bisa dikatakan sangat mempengaruhi saya secara pengalaman hidup dan juga pengalaman bagaimana blog dan mungkin channel youtube saya ini bisa berkembang hingga saat ini. Karena pada tahun 2014, saya pertama kali banget membuat video seputar kereta api, dan konsep saya waktu itu video trip report naik KA Sidomukti yang masih menggunakan rangkaian kelas bisnis. Kenapa engga jadi saya update di youtube, sekalipun saya sudah kelar videonya, karena kualitasnya kelewat rendah wkwkwk (240p). Maklum masih setia dengan kamera pocket, dan hp saat itu juga belum hadir dengan harga yang terjangkau dan dengan kualitas yang lumayan bagus, setidaknya saat siang hari

Saya sendiri sangat merasakan waktu awal-awal peluncuran KA Sidomukti dan Kalijaga ini. Oh ya, jangan lupakan KA Ajisaka yang sayang banget umurnya tidak lama dan merupakan upaya perpendekan dari rute KA Sidomukti saat itu juga. Yaitu berhasil memanfaatkan rangkaian yang idle dari kereta reguler untuk kereta lokal hingga jarak menengah-dekat agar membantu jadwal kereta lain yang bisa dikatakan ramai, ataupun sangat berpotensi tetapi masih terbatas secara jumlah kereta. Bisa dikatakan pionirnya dari penggunaan rangkaian idle ini

Oke, tapi untuk dari perspektif jadwal memang sangat dimaklumi. Karena kedua kereta ini berusaha mengurangi gap waktu yang lumayan panjang, jadi dapat segera diberangkatkan kembali. Artinya lebih efisien dalam pengoptimalan rangkaian kereta tersebut, apalagi untuk KA Senja Utama Solo yang baru setahun lebih beberapa bulan keluar dari pabrik. Sekali lagi, selamat jalan teruntuk KA Sidomukti dan KA Kalijaga

Sunday, November 24, 2019

Kereta Api Sancaka Utara, Keunikannya Menyambungi Jawa Tengah dan Jawa Timur

Oke, selamat pagi dan selamat datang kembali di blog ini. Kemarin saya baru saja kelar satu dari beberapa postingan nantinya yang akan membahas seputar Gapeka 2019, termasuk berupa poin-poin yang dapat saya simpulkan dari keseluruhan perubahan dalam Gapeka ini nanti. Oh ya, akan saya taruh untuk topik sebelumnya yaitu KA Argo Wilis dan Turangga dan postingan-postingan selanjutnya disini
Seputar GAPEKA 2019 yang lain:
-KA Argo Wilis dan Turangga Membuka Cara Baru ke Jakarta dengan Naik Kereta
-Sayonara KA Sidomukti dan KA Kalijaga
Kesimpulan Gapeka 2019 (coming soon)

Saat saya update pada salah satu postingan di instagram saya, ada salah satu dari kalian yang berkomentar seputar peluncuran kereta yang akan melalui daerah Cepu dan Bojonegoro ini. Catatan saya baru dapat kabar ini sebelum Gapeka 2019 ini diumumkan, dan jujur saja saya lebih baik menunggu info resminya, eh lha ternyata beneran kejadian. Saya sendiri jujur seneng terutama untuk lintas Solo-Gundih yang akan dilalui kereta ini bisa semakin ramai, terutama sejak setahun yang lalu KA Joglosemarkerto menjadi salah satu kereta yang berhasil mengoptimalkan potensinya. Tetapi juga harus kita ketahui, KA Kalijaga kedepan tidak akan berdinas sebagai kereta lokal Solo-Semarang (akan saya bahas selanjutnya Insya Allah), yang pada akhirnya sebatas bertukar slot saja

Lalu apa yang bagi saya menarik selain poin-poin tadi itu? Warga Yogyakarta, Solo, dan kota-kota lainnya seperti Kebumen dan Klaten, akhirnya dapat menuju Cepu, Lamongan, dan juga Bojonegoro (atau sebaliknya) secara langsung cukup sekali naik kereta api. Kapan lagi buat berpergian ke daerah-daerah tersebut tidak perlu yang namanya gonta-ganti kereta api, sama dengan skenario KA Joglosemarkerto sejak awal

Ini yang benar-benar saya harapkan. Kapan dong diluncurkan satu kereta yang menghubungkan Kota Semarang dan Malang, semisal bisa lebih jauh sampai Jember, atau bahkan sekalian Banyuwangi. Saya lihat potensinya juga tidak kalah besar dibandingkan dengan KA Sancaka Utara ini, bahkan saya memikirkan konsep kereta ini sebelum adanya KA Sancaka Utara tersebut. Dengan mengambil durasi perjalanan KA Majapahit, 9 jam dapat dicapai (Semarang-Malang) dan tambahan skenario dari KA Tawang Alun sekitar 8 jam (Malang-Jember-Banyuwangi) dapat dilakukan 2 kali sehari

Kelas Kereta
Jika berbicara kelas yang tersedia, awalnya saya mau menulis kelas campuran eksekutif dan ekonomi. Ternyata memang campuran tapi satunya bukan ekonomi, melainkan bisnis. Mungkin akan serasa nostalgia dengan KA Sancaka reguler dengan transformasi rangkaian lama, tetapi kurang tau juga sih rangkaian yang digunakan merupakan bekas dari kereta apa. Bisa saja beneran dari KA Sancaka yang lama atau juga Fajar/Senja Utama Yogya. Terpenting bukan dari kereta keluaran lama sih wkwkwk (oh ya, kapan-kapan saya mau tulis bonus impresi kereta eksekutif dari KA Joglosemarkerto yang generasi 66, spoiler, hawanya kok aneh ya wkwk)

Harga Tiket
Secara tarif KA Sancaka Utara jelas banget akan lebih tinggi beberapa puluh ribu (bahkan ratusan ribu) rupiah daripada KA Sancaka yang biasa. Untuk tarif batas bawah sebesar 150.000 dan batas atasnya 250.000 rupiah dari kelas bisnis, dan 230.000 sebagai tarif batas bawah dan 360.000 sebagai batas atas untuk kelas eksekutif, dan menggunakan skenario rute penuh Kutoarjo-Surabaya Pasarturi (skenario pemesanan 1 Desember 2019)

Catatan tambahan juga, sewaktu saya browsing harga tiket dari kereta ini, sub kelas dari 
kedua kelas ini ada yang dua digit (semisal "X" saja menjadi "XX"), dan selalu habis (bisa saja memang belum dapat dilayani kalo saya pikir). Bisa saja mekanisme tarifnya belum begitu matang, tetapi entahlah seperti apa skenario yang sesungguhnya. Daripada menduga-duga, kita lihat saja :))







Penutup
Jadi dari pembahasan yang lumayan panjang ini, dapat saya simpulkan kehadiran KA Sancaka Utara ini membuka suatu insight baru bahwa akan banyak kereta api baru yang beroperasi pada satu momen yang dimana di lapangan harus berpindah berbagai kereta api, dan kereta ini akan menjadikan masyarakat lebih efisien sekaligus efektif dalam menempuh perjalanan bersama kereta api untuk dapat tiba di kota tujuan terutama di daerah-daerah Jawa Timur bagian utara

Besok akan saya bahas seputar KA Kalijaga dan juga KA Sidomukti sebagai salah satu pionir kereta api yang berdinas menggunakan rangkaian idle kereta reguler, yang pada akhirnya tidak akan melayani perjalanannya kembali kedepan. Btw KA Ajisaka sudah ada yang nemenin wkwkwk *facepalm

So Much Thanks and Goodbye... ;D

Saturday, November 2, 2019

Bahasan Kilat Gapeka 2019: Perpanjangan Rute KA Argo Wilis dan Turangga

Selamat datang dan kali ini saya akan membahas Gapeka 2019 yang akan berjalan beberapa waktu kedepan. Kita mulai dari KA Argo Wilis dan juga KA Turangga

Pada tanggal 1 Desember 2019 nanti, jadwal kereta api akan mengalami perubahan besar-besaran yang nanti akan saya jelaskan kedepannya. Diantaranya adalah KA Argo Wilis dan Turangga yang akan diperpanjang dengan rute awal Surabaya-Bandung menjadi Surabaya-Bandung-Jakarta. Saya akan membahas hal2 yang ingin saya sampaikan terutama pengaruh dengan lalu lintas jalur Bandung-Cikampek
Seputar GAPEKA 2019 yang lain:
-KA Sancaka Utara, Keunikannya Menyambungi Jawa Tengah dan Jawa Timur
-Sayonara KA Sidomukti dan KA Kalijaga
-Kesimpulan Gapeka 2019 (coming soon)
Kedua kereta ini setidaknya menjadikan kereta rute Jakarta-Surabaya semakin variatif dalam jalur yang dilaluinya. Apa yang dapat saya simpulkan, terbagi menjadi beberapa bagian: 

1. Lewat full jalur utara/pantura. Walaupun sebenarnya sudah mulai ramai, kereta yang melewati jalur ini tergolong belum seberapa jika dibandingkan dengan apa yang ada jalur selatan. Terutama untuk bagian Semarang-Surabaya yang bagi saya tidak sebegitu rame dengan catatan kondisinya yang sudah terdapat jalur ganda
2. Lewat Purwokerto yang tidak perlu saya jelaskan panjang-panjang karena yang pasti sudah padat sekali dengan berbagai kereta dan dengan berbagai rute juga
3. Lewat lintas Semarang-Solo yang masih tergolong lumayan sepi. Tapi melanjutkan poin awal, sebenarnya jalur Semarang-Tegal-Cirebon sudah bisa terbilang padat kalau diakumulasi kedua lintas tersebut dan ditambah dengan yang rute terminus di Semarang
4. Lewat Bandung yang dimana baru kedua kereta ini yang memanfaatkan peluang ini, sehingga saya biasa menyebutnya dengan istilah extra miles untuk standar jauh kereta api yang mulai dicapai (di Jawa pastinya). Berbagai faktor yang didukung terutama jalur double track yang sebagian besar di Jawa bagian selatan mulai dapat dilintasi

Bahkan bisa banget akan ada poin ke 5, yaitu melalui Bogor (bisa saja dari Jakarta langsung atau dari Bogor karena kepadatan lalu lintas KRL yang tidak dapat dihindarkan) dan berbelok ke Bandung dan selanjutnya baru berakhir di Surabaya (atau bisa juga Malang) melalui Sukabumi, Cianjur, dan stasiun baru, Ciranjang yang pada akhirnya jalur Padalarang-Cianjur semakin mudah dilalui kereta.


Kembali lagi, PT KAI merancang ulang rute kedua kereta ini menjadi lebih jauh karena berbagai faktor yang mendukungnya. Dari lokomotif reguler untuk kedua kereta ini yaitu CC 206 yang memang kita dapat simpulkan mampu untuk berjalan kencang, dan juga lebih bertenaga daripada lokomotif pendahulunya, terutama berguna ketika melalui daerah pegunungan seperti yang dilalui kedua kereta ini. Belum juga waktu tempuhnya menjadi lebih cepat sekitar 2-3 jam karena jalur double track "Solo-Surabaya" dan "Kutoarjo-Kroya" perlahan-lahan akan beroperasi

Lalu, saya pun juga agak meragukan dengan perpanjangan kereta ini yang berlatar dari padatnya jalur Bandung-Cikampek.

Poin selanjutnya, kemungkinan besar skema tarif kedua kereta ini akan seperti apa. Bisa saja akan dibuat sama dengan KA Gajayana yang saat ini menjadi acuan tarif paling tinggi untuk kursi kereta tetapi diluar kelas luxury dan kereta wisata. Tapi saya pun sedikit yakin untuk kenyamanannya bisa diandalkan dibandingkan KA Gajayana yang dimana kedua kereta tersebut menggunakan rangkaian SS. Jarak tempuh pun akan 11-12 juga (atau bisa saja lebih lama)


Selain itu, kereta yang paling terasa pengaruhnya dengan perpanjangan kedua kereta tersebut adalah KA Argo Parahyangan. Jadwal KA Argo Parahyangan ini bisa menjadi lebih fleksibel dan menjangkau waktu yang lebih lama tanpa harus menggunakan. Contohnya KA Argo Wilis tiba di Bandung sekitar pukul 7 malam, sedangkan jadwal terakhir KA Argo Parahyangan jam 7:40 (kalau tambahan jam 8:50). Artinya bisa saja berubah menjadi sekitar jam 9 (dan jam 10 untuk tambahan) tanpa harus menambah rangkaian baru. Begitu juga dengan KA Turangga yang akan mengisi bagian pagi

Mungkin saja suatu saat akan saya bahas lebih mendalam. Tapi karena kereta ini sudah masuk kategori jauh (>12 jam) bisa saja ada yang memang kurang betah lama-lama berada di dalam kereta. Intinya lebih cocok untuk yang ingin mencoba perjalanan kereta api dengan pengalaman yang sedikit berbeda. Sedikit keluar topik, jujur saja ada keinginan pergi ke Jakarta lewat Bandung ini. Tapi agak bimbang karena penasaran buat coba KA Argo Parahyangan. Tidak hanya itu saja, tetapi memang terbiasa naik kereta api dengan jarak yang jauh ini.

Kesimpulan saya, rangkaian kedua kereta ini pada akhirnya dapat beroperasi secara efisien dan jangkauan jadwal KA Argo Parahyangan menjadi lebih luas. Apalagi jadwal tersebut bisa saja penting untuk sebagian calon penumpang, mirip-mirip lah dengan KRD Prameks lah nasibnya hehehe....

Oke, bahasan kilat ini tidak hanya sampai disini saja. Selanjutnya ada KA Sancaka Utara dll. Ditunggu ya

So Much Thanks and Goodbye ;D

Wednesday, June 12, 2019

Perkembangan Rangkaian Kereta Stainless Steel Setelah 1,5 Tahun Beroperasi

Selamat datang semuanya... Hari ini saya akan membahas perkembangan kereta kelas eksekutif dan ekonomi premium keluaran 2018 yang dikenal dengan bodi stainless steel-nya. Sebelum itu saya pernah membahas topik yang mirip juga, tapi disini lebih menekankan selama 1,5 tahun apa saja sih yang bisa kita simpulkan selama ini, dengan kata lain review long-term/jangka panjang.

Topik sebelumnya: "Stainless Steel, Era Rangkaian Selanjutnya ?"

Btw jadi kangen buat menulis lagi. Kalo masalah update, sebenarnya sekarang lebih sering di ig saya @spoormania35; Karena jujur saja lebih demen buat upload video daripada ngetik-ngetik hehehe... Daripada basa-basi, langsung saja kita meluncur ke bawah:


Sepanjang Riwayat Hingga Saat Ini
Pertama, rangkaian kereta penumpang seri tahun 2018 dan 2019 ini bisa dikatakan berjalan lebih sukses daripada tahun-tahun sebelumnya, terutama sebagai penyempurnaan seri tahun 2016 dan 2017 yang lalu. Dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia, baru rangkaian yang diproduksi oleh tangan para teknisi PT INKA ini yang dimana secara angka produksi menembus lebih dari 10 trainset/rangkaian (1 trainset = 8 kereta penumpang, 1 kereta makan, dan 1 kereta pembangkit), bahkan menembus angka 20 ke atas selama tahun 2018 kemarin. Sebagian video hunting saya, ada yang menembus no seri 100 ke atas dalam satu kereta (semisal "K1 x xx 100).

Walaupun seperti itu, tahun kemarin saya mendapat kesempatan buat melihat langsung trainset yang pertama yang dimana waktu itu berdinas sebagai rangkaian KA Argo Lawu Fakultatif


Dihadirkan Fitur Terbaru
Kedua, sekarang ada juga beberapa rangkaian tersebut yang sudah diselipkan bagasi khusus sepeda yang dimana menjadi fasilitas baru di tahun 2019 ini. Harusnya terkhususkan sepeda lipat saja ya... Sebelum itu, seri tahun 2016 yang masih berbodi mild steel tersebut sudah disediakan ruang musholla walaupun cukup satu orang saja dan juga kamera cctv tiap kereta. PT KAI tampak serius memanfaatkan momen ini karena potensi sebagian masyarakat yang mulai membutuhkan mobilitas, terutama sepeda saat berada di luar kota.

Sebelumnya baru terbatas pada kereta komuter termasuk KRL Jabodetabek. Untuk kereta reguler dipelopori dari KA Pangandaran yang saat peluncurannya, sepeda lipat yang dibawa oleh para penumpang tersebut disimpan pada ruangan yang tersedia secara khusus saat perjalanan. Menurut pemantauan langsung saya, fitur ini tersedia salah satunya ada pada KA Sancaka Pagi arah Surabaya di dalam video ini (jadi dibandingkan trainset sebelumnya, terdapat logo sepeda pada kereta pembangkit disini).

View this post on Instagram

Tak terasa momen kereta api saat puasa kemarin mulai habis dan juga sudah sebulan yang lalu. Untuk spot disini ditutup KA Sancaka Pagi arah Surabaya dengan lokomotif CC 206 13 63 dan 12. Ternyata seluruh kereta keluaran 2018 keatas (stainless steel) sudah bisa mengangkut sepeda dan dugaan awal saya hanya sebagian saja. Seru sih apalagi buat yang naik dengan tarif parsial (entah sekarang masih berlaku atau tidak, soalnya sudah lama juga engga update)😗😗 ~ 🚂: KA Sancaka Pagi 📷: Xiaomi Redmi 4x 🏞️: Manahan, Surakarta ~ #kereta #keretaapi #keretaapiindonesia #keretaapikita #kai121#sancaka #dipolokomotifmojosari #dipolokomotifjatinegara #instatrain #cc206 #train #transport #rail #railways #railfans #cc20613100 #railways_of_our_world #railfansindonesia #semboyan35 #indonesiantrain #indonesianrailways #manahan #purwosari #surakarta #kotasolo #solo #exploresolo #xiaomi #redmi4x #spoormania35
A post shared by spoormania35 (@spoormania35) on



Bagaimana dengan Perkembangan Kereta Eksekutif Lama?
Buat anda yang baru pertama kali menaiki kereta kelas eksekutif dan berencana memilih yang model stainless steel ini, sebaiknya dipikir-pikir lagi. Banyak kereta reguler yang mulai berhijrah rangkaian menjadi keluaran terbaru seperti ini (kecuali keluaran 2016 dan 2017) dan konon untuk yang keluaran lama masih memiliki beberapa kelebihan dibanding rangkaian ini. Dari meja makan yang lebih lebar, kekedapan suara yang lebih mantep, pintu bordes pada beberapa kereta ada yang sudah elektrik (tidak perlu dengan manual lagi dan berguna pada beberapa momen), bahkan untuk kursi ada yang lebih empuk (entah kalo poin ini ada benarnya apa tidak). Sisanya lebih baik buat naik keretanya langsung saja terutama karena pengalaman dan pendapat tiap orang juga berbeda-beda (termasuk saya hehehe...). Kalaupun sudah, boleh banget buat naik eksekutif ini selanjutnya, apalagi terkenal betapa modern nya rangkaian ini dibanding yang lain.


Ekonomi Premium Dibanding Tahun Sebelumnya
Untuk ekonomi premiumnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kalau ada rencana buat naik. Sama seperti kereta ekonomi keluaran 2 tahun terakhir yang lain, apabila kalian gampang mabuk ataupun pusing saat naik kereta api, ketika memilih kursi saat pemesanan tiket jangan yang berlawanan arah dengan kereta kecuali perjalanan malam. Jika itu perjalanan jauh, tiap 2-3 jam ambil sela-sela waktu buat relaksasi jalan sekitar dalam kereta karena kursinya yang lumayan sempit terutama kelebarannya. Sehingga badan jadi agak kaku kecuali kursi pada tengah kereta yang tertolong longgarnya jarak kursi.


Sebenarnya kereta ekonomi premium terutama dari tahun 2016 ini bisa dikatakan mirip-mirip dengan kereta ekonomi plus keluaran tahun 2012-2014 an, tetapi sudah terpisah dengan sandaran tangan dan bentuk kursinya saja sudah seperti kelas eksekutif. Bedanya kalau kelas ekonomi fixed/permanen sedangkan kelas eksekutif bisa dilipat. Sejujurnya masih bisa dikatakan nyaman dengan keberadaan AC di dalam kereta ini yang lebih adem dan canggih daripada kelas ekonomi keluaran 2009 kebawah dan bisnis yang dimana hanya tinggal pasang AC ruangan biasa karena sudah diperhitungkan sejak awal pembuatan kereta dan tidak lupa kursinya yang masih sedikit bisa buat rebahan dan diatur kemiringannya yang dimana untuk sebuah kereta ekonomi hal yang luar biasa wkwkwk... Saran saya untuk PT KAI, lebih baik jumlah kursinya dikurangi setidaknya 4 biji.

Bagian Eksterior Kereta
Untuk masalah bentuk fisik keretanya sendiri tidak banyak dibicarakan. Tapi entah kenapa kalau dilihat dari sisi ujung kereta seolah-olah lebih melebar, sedangkan sebelumnya malah meninggi. Dan yang menjadi pertanyaanku selanjutnya, bisa atau tidak dipasang stiker sponsor pada kereta ini? Terakhir, untuk kereta Luxury Class yang juga sama-sama berbodi stainless steel dari awal berdinas ini, saya pisahkan pada waktu yang lain saja.


Jadi sampai disini saja dulu pembahasan rangkaian kereta yang siap menggantikan keberadaan rangkaian yang sudah berumur dan juga menambah armada baik di Pulau Jawa ataupun mungkin juga di Pulau Sumatra ini. Masih ada sebagian kelemahan yang sudah ataupun belum diketahui, tetapi dibanding versi 2016 dan 2017 yang juga menggunakan mild steel, perubahan dari rangkaian kereta eksekutif dan ekonomi ini bisa dikatakan signifikan.

Sebelum move on buat menggunakan kereta ini selanjutnya dan terkhusus kelas eksekutif, seperti yang saya jelaskan di awal mau banget buat menyisihkan waktu mencoba eksekutif lama. Sasaran kereta sudah dapet, tinggal eksekusinya akan seperti apa. Yang pasti, selama 1,5 tahun rangkaian kereta ini bisa dikatakan telah berjalan dengan baik dan lancar. Oke, kita akan bahas seputar kereta api di Indonesia yang lain pada waktu yang akan datang.

So Much Thanks and Goodbye... ;D

Tuesday, May 14, 2019

CC 206 Setelah 6 Tahun di Indonesia

Selamat datang semuanya... hari ini aku akan membahas apa saja sih kontribusi lokomotif CC 206 di Indonesia, yang dikenal salah satunya sebagai lokomotif double cabin paling sukses dalam operasionalnya 6 tahun terakhir ini.


Pertama, dari sejumlah 100 buah lokomotif angkatan 2013 (generasi pertama), sebanyak 2 buah digunakan untuk kereta kepresidenan (biasanya no kode 87 dan 88). Menggantikan lokomotif penarik sebelumnya, CC 204 batch 2 yang pada sekitar tahun 2013 atau 2014 berhijrah ke bumi Sumatra Selatan. Buat yang kurang tahu kenapa harus 2 buah, salah satu lokomotif tersebut berperan sebagai cadangan semisal di tengah jalan si lokomotif utama tiba-tiba bermasalah. Apalagi untuk kepentingan skala orang no 1 di Indonesia, jangan sampai lah tugas kenegaraannya bermasalah gara-gara kereta yang dinaikinya mogok hehe... Tapi kereta hanya sebagai salah satu opsi transportasi kunjungan presiden ke suatu daerah. Biasanya saat menuju suatu daerah yang dimana jangkauan pesawat (sebagai transportasi utama Presiden) kurang efektif dibanding kereta api (kenapa malah bahas kereta kepresidenan ya...).

Kedua, pada tahun 2014 lokomotif CC 206 13 55 bisa dikatakan hampir afkir (istilah awamnya pensiun dini karena kecelakaan hebat) disebabkan terjadi anjlok di daerah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, ketika berdinas merangkai KA Malabar. Penyebabnya waktu itu karena rel yang dilalui kereta ini terjadi tanah longsor. Diam-diam (karena pasca anjlok sudah tidak ada kabar lagi) lokomotif ini dibangun kembali dan pada tahun 2018 akhirnya bisa beroperasi secara reguler. Wajar juga, umur baru setahun sudah terjadi insiden seperti ini. Hikmahnya, lokomotif ini menjadi yang paling terlihat fresh seolah-olah baru keluar dari pabrik dan banyak juga yang suka. Sebenarnya ada 2 lokomotif lain yang senasib, tetapi lokomotif ini menjadi pusat perhatian karena musibahnya lebih terasa dari kedua lokomotif tersebut apalagi saat-saat mengevakuasinya.

Ketiga, walaupun di Sumatra selatan seluruh lokomotif CC 204 batch 2 sudah ditugaskan menarik rangkaian babaranjang, CC 206 tetap bisa dapat jatah untuk menarik rangkaian tersebut. Sebenarnya agak aneh juga, CC 206 sejak keluar pabrik aslinya adalah lokomotif untuk menarik kereta barang, sedangkan CC 204 batch 2 sebaliknya, cocok untuk menarik kereta penumpang (walaupun sekarang sudah mulai dikembalikan perannya disana). Pada akhirnya, setiap satu rangkaian babaranjang dibutuhkan 3 lokomotif CC 204 batch 2 dan CC 201. Tapi untuk CC 206 cukup 2 buah saja, setara dengan CC 202, dan itupun kalau secara tenaga masih dibawah CC 205. Sedangkan secara teknologi sudah sama-sama canggih dan perbedaan tenaga pun juga tidak tampak jelas layaknya kedua lokomotif tersebut.

Keempat, seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, lokomotif CC 206 pada awal-awal operasionalnya, ditugaskan menarik rangkaian kereta barang. Tetapi setelah itu juga digunakan menarik kereta kelas eksekutif, campuran, dan sebagian bisnis ataupun ekonomi premium bahkan juga ekonomi biasa. Awalnya kalo dipikir-pikir bukannya mubadzir lokomotif bertenaga besar ini juga diikutkan merangkai kereta penumpang yang dimana lebih ringan secara bobot total. Ternyata cocok-cocok saja untuk kereta ekspres setelah dicoba. Kereta semacam Argo Lawu dengan enteng bisa menempuh kurang lebih 45 menit dari Kota Solo menuju Yogya, dimana KRD Prameks masih lebih dari 1 jam.

Tidak hanya itu, untuk kereta penumpang rangkaian panjang seperti KA Kertajaya dan KA Tawang Jaya, dan kereta reguler yang melalui jalur pegunungan seperti di daerah Jawa Barat terutama bagian selatan, peran lokomotif CC 206 menjadi lebih terasa.

Kelima, mulai tahun 2016 jumlah unit lokomotif CC 206 sudah melebihi CC 201 sebanyak 150 unit (sedangkan CC 201 sebanyak 144 unit) dan semuanya bisa dikatakan masih berjalan dengan baik. Secara tenaga melebihi sang railsprinter CC 203, otomatis untuk track lurus lebih gampang buat diajak kenceng-kencengan. Teknologinya sudah maju dan setara dengan CC 205 yang dimana sudah 2 tahun lebih awal berada di Indonesia. Bisa dikatakan lokomotif ini hampir sempurna, kecuali masalah aerodinamika dan estetika yang masih dimenangkan CC 203 (dan juga CC 204 batch 2).

Keenam, awalnya klakson (atau istilah lainnya semboyan 35) CC 206 ini dikenal sangat berisik. Bahkan semisal kita berada dari jalur 1 dan lokomotif tersebut berada di jalur 5 pun kedengeran sangat keras. Kalau tidak salah sejak tahun 2016 sudah dikurangi tingkat suaranya sehingga sudah tidak membuat orang sekitar jadi gampang kaget (walaupun masih ada juga karena klaksonnya yang kurang berwibawa layaknya CC 201 salah satunya wkwk...).

Ketujuh, lokomotif ini menjadi yang ketiga tidak pernah diberi livery Perumka "merah-biru" dan satu-satunya untuk livery PT KAI yang lama. Kalau "si anak baru" ini dikasih baju Perumka, jadinya agak aneh aja hehe...

Kedelapan, walaupun peran "dua wajah" pada CC 206 ini berguna mempermudah masinis saat sedang melangsir sampai memindahkan posisi loko untuk perjalanan semacam arah Jember atau Banyuwangi yang melalui Kota Surabaya dan sebaliknya, kenyataannya seperti KA Wijayakusuma, KA Logawa, dan KA Sri Tanjung masih memakai lokomotif satu kabin terutama CC 201.

Kesembilan, secara tidak langsung salah satu efek hadirnya CC 206 disini beberapa kereta penumpang dapat diluncurkan dan dioperasikan lebih sering dari sebelum kehadirannya, termasuk untuk kereta tambahan. Karena tidak harus mengorbankan banyak lokomotif cadangan saat menghadapi beberapa event besar salah satunya akhir tahun dan Idul Fitri. Justru sekarang ini adalah masa dimana rangkaian kereta penumpang mengalami defisit karena secara bersamaan juga dilakukan regenerasi rangkaian yang sudah berumur

Terakhir dari segi eksterior. Awalnya seluruh lokomotif CC 206 menggunakan tralis besi untuk menghindari benturan benda luar terhadap kaca jendela lokomotif ini. Semakin sekarang, sudah mulai berkurang yang memakainya. Secara penampilan jadi lebih enak dilihat dan faktor keamanan yang membaik menjadi salah satu alasan tindakan tersebut

Sekian dari fakta-fakta lokomotif CC 206 setelah 6 tahun berkontribusi dalam mengembangkan kinerja PT KAI yang semakin membaik ini. Walaupun secara pribadi lokomotif ini berbanding terbalik dengan CC 203, tampak membosankan ketika lewat. Pada akhirnya terbiasa juga dan tidak perlu dipermasalahkan lagi, bahkan lebih terlihat mengejar fungsi daripada lokomotif yang lain terutama saat berada kecepatan maksimal. Mungkin ada informasi yang kurang, kritik dan saran, boleh banget buat berkomentar di bawah. Kita tunggu update blog ini selanjutnya

So Much Thanks and Goodbye... ;D

Saturday, May 11, 2019

Tutorial Mengatur View Kamera pada OpenBVE

   Selamat datang lagi teman-teman semua. Aku harap hari ini menjadi hari terbaik bagi kalian. Kali ini aku akan membagikan tutorial dalam mengatur view pada game Openbve, sesuai janji pada postingan sebelumnya.

   Mungkin belum banyak yang membahas topik ini, jadi sekarang menjadi kesempatan aku menjelaskannya sedetail mungkin karena kebanyakan pemain baru mungkin termasuk kalian bisa saja masih belum ngerti2 banget. Jadi tutorial ini memang tidak sepenting cara throttle, brake dsb, tetapi tidak ada salahnya mengeksplor lebih cara bermain game Openbve semisal sekedar show off susunan rangkaian pada kereta baik lewat Facebook, atau bahkan di blog dan Youtube seperti yang pernah aku lakukan.

   Sebelum kita nanti meracik-racik view camera, kita perkenalkan beberapa mode view dan pembahasan selanjutnya akan berhubungan dengan poin tersebut. Buat namanya aku buat sendiri aja agar bisa dimengerti

F1: Mode Masinis, tutorial ini lebih bisa diterima jika mode tersebut digunakan pada lokomotif dengan kabin 3D dibanding 2D
F2: Mode Luar Kereta, kalo di dalam game simulator lainnya mempunyai istilah mode "third-person". Kalo diatas tadi nama mode nya "first-person"
F3: Mode Pedestrian/Pejalan Kaki, lebih fleksibel dan seolah-olah kita seperti melihat kereta langsung
F4: Sama seperti poin sebelumnya, tapi lebih terfokus pada objek kereta. Kalau di klik F4 lagi akan menjadi zoom dan kalau di klik lagi akan kembali seperti semula

   *tambahan: Pada beberapa rute, termasuk dari FikriRF, sudah tersedia beberapa spot untuk view mode pedestrian/fokus secara tersendiri. Jadi tidak perlu repot-repot kita ambil pada posisi mana dan aku yakin jadinya kita merasa tidak perlu capek-capek mencari spot terbaik. Sisanya, masih bisa dikustom bagaimana pengaturan spot view yang sesuai. Untuk penjelasan lebih, kita bahas setelah ini

   Sekarang kita menggunakan sampel view seperti dibawah. Aku tidak akan memindahkan spot view karena nanti bisa jadi agak rancu, akhirnya malah tambah bingung hehehe... Disini untuk mengatur view, sepenuhnya pada tombol numpad. Kalo buat laptop harus gimana? cek postingan sebelumnya di bawah ini

 
   Sebelum dimulai, disini ada instruksi dasar untuk mengatur view:
Panah atas: melihat ke atas
Panah bawah: melihat ke bawah
Panah kiri : melihat ke kiri
Panah kanan: melihat ke kanan

   Btw, jangan lupa tombol "num lock" nya diaktifkan dulu ya.....

[1] tombol "3" berfungsi memundurkan spot view atau "9" untuk memajukannya
[2] tombol "2" berfungsi menurunkan spot view atau "8" untuk menaikkannya
[3] tombol "4" berfungsi memindahkan spot view ke kiri atau "6" untuk ke kanan
[4] tombol "5" berfungsi mengembalikan view seperti normal, tetapi juga kembali berada dekat kereta kalau mode pedestrian dan fokus.
[5] tombol "/" berfungsi memutar view ke kiri atau "*" untuk ke kanan
[6] tombol "0" berfungsi melebarkan sudut pada view, seolah-olah seperti wide angle pada kamera atau "." untuk zooming
[7] (Sengaja aku taruh terakhir karena agak panjang) tombol "1" untuk memindahkan spot view ke belakang atau "7" untuk ke depannya, khusus mode pedestrian dan fokus. Kalau rute lama, biasanya buat pindah spot view nya ditaruh pada tiap stasiun aja. Tapi beberapa tahun terakhir sudah disediakan spot view yang bisa dikatakan ala-ala cinematic shoot.

   Yup, pamit sampai disini dulu salah satu tutorial dasar bermain game Openbve bagi yang masih awam, walaupun disini aku juga belom jago-jago banget hehe... Semoga bisa berguna ataupun kalian bisa terhibur. Aku punya satu tips lagi:

Kalau kalian tidak mau mengendarai kereta dalam game Openbve tapi suka melihatnya lewat (baik pada mode pedestrian dan fokus), bisa kita aktifkan mode AI dengan mengklik tombol "m". 

Sepanjang aku membuat video gameplay ini di Youtube, aku jarang mengaktifkannya karena biar lebih natural dalam mengendarai kereta. Misal anjlok, yasudah anggaplah human error wqwqwq... Saran, kritik, dan unek-unek lainnya bisa kalian komentarkan di bawah. Kita tunggu update terbaru blog ini selanjutnya...

So Much Thanks and Goodbye... ;D

Sunday, April 28, 2019

Perlukah Rute-rute Lama Openbve Diupdate Kembali ?

Selamat datang kembali... Terima kasih atas kesempatan kalian sebagai sobat sepur (julukan/panggilan buat kalian yang aku buat sendiri hehe...) untuk bisa menyimak postingan ini, termasuk player Openbve Indonesia. Kali ini aku akan membahas seputar add on rute-rute lama di dalam game Openbve yang sebenarnya perlu ngga sih dibuat ulang/remake?

Sebelum itu, karena aku belum tahu segala yang melintang tentang pembuatan add on rute secara mendalam, jadi anggaplah masih ada beberapa poin yang relevan untuk aku bahas. Terutama dari perspektif aku yang biasanya sekedar memodifikasi add on kereta api

Menurutku, rasanya penting banget buat mengupdate rute-rute tersebut terutama setiap 1 atau 2 tahun sekali. Karena dekorasi/penataan objek dalam rute bisa dikembangkan lebih baik sehingga dapat menambah variasi pada latar rute dan mengurangi kebosanan tiap melewati suatu tempat. Terpenting juga bisa menyesuaikan aspek yang sudah berubah dengan kondisi sekarang, salah satunya jalur double track (kecuali semisal dibuat khusus edisi jadul).

Selain itu, juga bisa didukung suasana yang baik dalam rute melalui sound effect dan mungkin beberapa sajian musik saat perjalanan. Contoh yang diambil ketika berada di Stasiun Semarang Tawang disajikan Gambang Semarang. Tapi sayang, sekalinya dapet malah yang berlatar musik jejepangan dan dangdut. Aku saja sih yang kurang demen, mungkin kalian suka berarti tidak perlu dipermasalahkan. Solusinya ya bisa lewat streaming musik semisal perlu

Kembali lagi, kenapa aspek-aspek tersebut harus terpenuhi? Agar potensi-potensi rute dapat dikembangkan lebih dan pengalaman menggunakan rute-rute tersebut menjadi lebih menyenangkan dan seperti pada poin di atas, kita menjadi berkurang kebosanannya karena tidak monoton

Semakin bagus kualitas rute, biasanya juga dibutuhkan spesifikasi PC atau laptop yang lebih tinggi. aku juga yakin semakin sekarang kita bisa merakit pc atau membeli laptop baru dengan spesifikasi lebih tinggi dari yang beredar 3-4 tahun yang lalu dengan biaya yg sama. Bahkan dari spesifikasi setara 6-7 tahun yang lalu yang waktu itu sudah dikatakan tinggi

Walaupun begitu, aku juga tidak bisa memaksakan rute kereta harus berkualitas tinggi. Semisal ada dari kalian yang PC atau laptopnya masih memiliki spek lama, agak susah juga buat bermain di dalam rute semacam ini. Bisa menjadi salah satu tantangan dalam memproduksi add on rute yang bagus secara visual sekaligus audio tapi juga dapat bekerja secara optimal dalam performa sehingga bisa diterapkan dalam perangkat yang lama sekalipun. Termasuk mengurangi bug dan glitch akibat kurang matangnya dalam pembuatan rute di dalam game Openbve ini.

Terpenting dalam perspektif creator ataupun modder, semoga tidak membuat terbentur dalam masalah orisinalitas. Intinya menurutku bukan masalah siapa yang pertama kali buat, melainkan siapa yang bisa membuat semirip mungkin dengan aslinya dan pastinya lebih baik dari yang lain. Karena memodifikasi lebih mudah daripada membuat ulang (berdasarkan pengalaman hehehe...), kalau semisal ada yang melakukan cara tersebut, memberi kredit dari siapakah pembuat asli suatu add on itu adalah salah satu cara yang paling beretika dalam menghadapi permasalahan di atas.

Yup sampai disini dulu semuanya. Kalo ada yang mau berpendapat, silahkan komentarnya di bawah. Maaf kalau ada kesalahan dalam penjelasan topik ini. Kita tunggu update blog ini selanjutnya

So Much Thanks and Goodbye... ;D

Wednesday, April 24, 2019

Reaktivasi Jalur Cianjur-Padalarang, Cara "Desentralisasi" Lalu Lintas Kereta Api Jalur Jakarta (Part 1)

Selamat malam, bagaimana kabar kalian sekarang hari ? Semoga baik-baik saja dan terasa lancar hehe... Hari ini kita akan membahas reaktivasi jalur Cianjur-Padalarang yang dimana menjadi salah satu cara desentralisasi lalu lintas kereta api di Jabodetabek

Setelah sebelumnya (pada pembahasan lebar rel di Indonesia) aku melakukan riset-riset, ada satu topik yang sebenarnya sudah lumayan lama pernah dibahas sebelumnya (mungkin aja). Masih ingatkah blog ini berkembang disaat bersamaan dengan wacana2 pengembangan kereta api yang waktu itu banter dibicarakan. Salah satunya adalah reaktivasi jalur Cianjur-Padalarang.

Aku bisa dapat topik ini efek saat aku melakukan riset yang tadi sudah diceritakan. OOT, aku menemukan sejarah rel kereta api yang dulu pernah beroperasi di Pulau Jawa termasuk lintas ini yang ternyata pernah menjadi jalur utama arah Jakarta dari lintas selatan. Alasan mengapa jalur ini tidak sepopuler Padalarang-Cikampek, salah satunya dari aspek geografis yang dimana jalur Padalarang-Cikampek dominan lurus. Sedangkan Padalarang-Cianjur yang selanjutnya menuju Kota Bogor dominan dengan kelokan dan tanjakan yang cukup curam karena melalui daerah pegunungan.

Untuk pembahasan beberapa program PT KAI melakukan desentralisasi jalur kereta di lingkungan Jabodetabek, aku mulai kali ini dari part 1. Walaupun secara luas daerahnya memang tidak begitu seberapa, jalur kereta di dalam area Jabodetabek ini sudah bisa dikatakan mulai sumpek. Kemudian sampel selanjutnya yang pasti calon jalur lingkar KRL jakarta yang kedua setelah "Manggarai-Tanah Abang-Duri-Jatinegara", yaitu "Parungpanjang-Citayam-Nambo-Cikarang". Sekian intermezzo nya, saatnya kita mulai 

Sejak awal pengembangan blog ini yaitu awal tahun 2014, terdapat wacana untuk menghidupkan jalur kereta api yang sebenarnya masih beroperasi tapi "nadi" dari jalur tersebut mati karena tidak ada arus lalu lintasnya. Bogor-Sukabumi menjadi langkah awal optimalisasi jalur kereta api dan mendapat feedback yang sangat positif dari masyarakat kedua kota tersebut. Karena itu reaktivasi berlanjut sampai Cianjur dan akhirnya tersisa jalur Cianjur-Padalarang yang hanya dilalui kereta inspeksi saat melakukan tinjauan jalur, terakhir kalau tidak salah malah kereta perpustakaan.

Waktu itu (masih di tahun 2014), ada wacana KA Kian Santang berupa kereta kelas ekonomi yang memanfaatkan rangkaian idle KA Kahuripan saat siang hari, dengan rute dari Kiaracondong menuju Cianjur. Setelah berbagai evaluasi, konon jalur Padalarang-Cianjur ini belum layak dioperasikan kembali dan dilalui berbagai kereta reguler.

Pertama, beberapa hari sebelum hari peluncuran terjadi tanah longsor di daerah Ciranjang. Kedua, kontur di jalur ini seperti yang dijelaskan sebelumnya, dominan terjal apalagi dari/menuju Stasiun Padalarang dengan jalur yang bisa dikategorikan "mendaki" bagi sebuah kereta api. Ketiga, bisa saja rel ini bahkan dari Stasiun Padalarang sampai Stasiun Bogor belum diperbarui/regenerasi sesuai rel pada umumnya, jadi ada kemungkinan masih menggunakan bantalan rel kayu. Hal ini bisa berpengaruh dari taspat maksimal dan juga kemampuan menahan beban dari kereta yang akan dilalui. Keempat masih dibutuhkan peninjauan secara berlanjut.

Konon pada tahun ini atau 2020 nanti, ada rumor jalur ini akan direaktivasi secara reguler. Belum pasti juga, tapi sebenarnya sejak akhir 2014 update pada jalur Bogor-Cianjur-Padalarang mulai tidak aku ikuti. Ataupun jika ada, sedikit yang membahas dan harus ditelusur lebih dalam. Didukung dengan bejibunnya proposal dan wacana pengembangan kereta beserta jalurnya yang baru terwujud sebagian saja, aku pikir lebih baik mengambil langkah wait and see saja dengan perkembangannya sekarang dan tidak berharap banyak lagi. Siapa tau menjadi kejutan yang menarik dan bisa jadi di balik layar, PT KAI sebenarnya sedang mempersiapkan proyek ini.

Jalur ini memiliki potensi yang sangat besar:
1. Sesuai judul, dapat menjadi langkah desentralisasi lalu lintas kereta api baik pada lintas "Cikampek-Padalarang" ataupun "Cikampek-Manggarai" yang sudah sangat padat.
2. Masyarakat Bogor, Depok, dan sekitarnya dapat menghemat waktu sekaligus tidak perlu menuju Jakarta saat menuju Bandung, atau bahkan bisa transit kesana untuk menuju ke daerah jawa bagian selatan lainnya termasuk Yogyakarta.
3. Berbanding lurus dengan poin sebelumnya, demand/permintaan penumpang kereta di Bandung bisa meningkat dan dapat menjadi salah satu pusat transit kereta api selanjutnya selain di Jakarta dan Surabaya.
4. Selain dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi kereta penumpang reguler, bisa digunakan untuk kegiatan kereta barang, bahkan dapat dikembangkan secara berkelanjutan menjadi jalur kereta wisata. Dimana yang menjadi nilai jualnya berupa keindahan pemandangan alam sepanjang rute Cianjur-Padalarang ini.

Sebelum postingan kali ini ditutup, konon jalur Bogor-Sukabumi siap dijadikan double track. Kabar yang sangat baik pastinya untuk mengurangi ketergantungan menggunakan kendaraan pribadi. Secara tidak langsung kalau transportasi umum di masing-masing kedua kota ini tidak didukung dengan baik, tidak banyak yang akan beralih. Karena rasanya simpel dan seamless dari keluar rumah jalan kaki untuk mencari angkutan perkotaan dan selanjutnya menaiki transportasi antar kota dan menuju kota tujuan lalu menaiki angkutan perkotaan dan sampai menuju tujuan yang diinginkan (semisal antar kota). Aku tidak bilang kalau transportasi umum di daerah tersebut buruk, lebih melihat ke bagaimana seharusnya dapat dikembangkan dalam jangka menengah dan panjang nanti.

Sudah sampai di akhir paragraf. Besok kita berlanjut ke Jalur lingkar luar KRL Jabodetabek. Terima kasih yang sudah membacanya sampai akhir. Maaf kalau ada kesalahan dan membuat kalian bosan membaca postingan kali ini karena panjang banget. Terpenting semoga bisa kalian ambil yang baik-baiknya hehe...

So Much Thanks and Goodbye... ;D

Monday, April 22, 2019

Mensiasati Bermain OpenBVE di Dalam Laptop

Selamat datang semuanya, berjumpa lagi dengan saya sang peneman hari kamu ehehe...

Kali ini saya hanya sekedar sharing pengalaman bermain game Openbve di dalam sebuah laptop. Selama spesifikasi mencukupi, bisa kok dimainkan dengan nyaman disini. Karena saya pernah memainkan game tersebut di dalam laptop, sekalipun yang keluaran 2013-an.

Sebelum saya lanjutkan, entah apakah sekarang game Openbve sudah bisa dimainkan di dalam smartphone atau belum. Kalo bisa tidak kalah serunya dengan di laptop atau PC. Tapi yang pasti buat Trainz 2009 ternyata sudah bisa, dan saya envy yang mainin anak kecil ealahh...

Kembali ke topik mumpung belum sampai kemana-mana, apakah yang menjadi perbedaan major dengan versi PC? Ada di keyboard dan mungkin juga portabilitas. Poin plus, laptop bisa dibawa ke mana saja, selama laptopnya ngga kelihatan bagong kalau semisal dibawa di area publik. Tapi masalah muncul di dalam keyboard laptop yang kebanyakan tidak menyertakan tombol numpad, sedangkan di PC kebanyakan sudah include dari berbagai merk2.

Memang penting tombol numpad buat main game Openbve?
Jelas banget. karena tombol numpad disini berfungsi mengatur angle kamera terutama saat mode luar kereta dan mode berjalan. Jadi resep video gameplay Openbve saya di youtube bisa seolah-olah seperti profesional fotografi, dengan tombol ini sebenarnya. Kapan2 saya kasih tahu seperti apa efek viewnya setiap kita menekan salah satu tombol di dalam bagian numpad. Ada sih penjelasannya di dalam settings/pengaturan, tapi disana sekedar tulisan saja

Bukannya saya biasanya main game ini di laptop? yup, tidak salah denger kok. Tapi ada sedikit trik bagaimana saya bisa menggunakan fitur tersebut, dan sekedar info juga aku baru tahu ini sekitar 2016 an dari tahun 2009 mulai memakai laptop. Beneran telat dan sekalinya tahu lewat otodidak hehe...

Setiap laptop biasanya terdapat tombol "fn" di pojok kiri bawah keyboard. Mungkin aku kurang bisa menjelaskan tombol "fn" secara spesifik, jadi cari saja di Google buat yang penasaran. Karena saya pengguna laptop lenovo seri B490, kurang lebih template keyboardnya seperti di bawah ini dari google image. Buat yang punya gambar ini, saya pinjam dulu ya hehe (btw sumbernya dari salah satu olshop dan kelupaaan belum saya ambil linknya)


Jadi fungsi utama tombol "fn" mirip dengan tombol "shift", yaitu menginput perintah kedua. Mungkin aku bingung menjelaskannya secara teknis. Intinya, tombol shift bisa memperbesar huruf abjad (secara terpilih) dan memasukkan tanda baca yang lain. Cara kerja tombol "fn" pun sama. Tapi hanya tersedia di dalam laptop dan kebanyakan fungsional dari tombol F1 hingga F12 (dan perintah lain di tepi kanan laptop, namanya kalo di dalam keyboard PC yaitu "scroll lock"). Di dalam laptop lenovo, perintah "fn" sebagai perintah kedua diberi tanda warna oranye (bisa dilihat di dalam gambar).

Buat saya, karena disediakan "num lock" juga di dalam keyboard ini, kadang saya aktifkan juga agar tidak harus menekan tombol "fn" saat mengetik angka di dalam numpad itu. Karena disana ada input lain terutama pada bagian huruf abjad yang intinya ternyata bentrok dengan numpad disini, "num lock" nya saya matikan saja. Kalo bingung, kalian bisa baca paragraf selanjutnya ini atau beri komentar kalian di bawah

Kalau laptop kalian sudah tersedia tombol numpad secara independen, berarti lakukan saja seperti layaknya di dalam PC. Sebaliknya, sebagian laptop ada juga yang tidak menyertakan fitur numpad "hybrid" seperti apa yang ada pada laptop saya. Solusinya? remap input keyboard (semisal tombol angka2 di tepi atas huruf abjad bisa diganti sesuai kebutuhan) atau sekalian pakai keyboard luar yaitu keyboard PC. Menurut saya, lebih mantep menggunakan keyboard luar daripada menggunakan numpad "hybrid" di dalam laptop itu sendiri karena simpel dan tidak mau repot main game ini. Berdasarkan pengalaman saya

Mungkin tutorial ini kurang berguna kalau kalian malah sudah tahu duluan. Jadi saya tetap menulis ini karena masih banyak yang belum tahu fitur ini. Penggunaan tombol "fn" di dalam game Openbve hanya sebagian kecil dari yang lain karena ternyata ada manfaat yang lebih penting dan sering digunakan dari sekedar bermain Openbve

Baca:  Perlukah Rute-rute Lama Openbve Diupdate Kembali ?

Walaupun rasanya seamless, kenyataannya seperti bermain game-game pada umumnya di dalam laptop, kita tetap disarankan memasang charger laptop apabila kita akan bermain game dan juga tidak dapat sepenuhnya bergantung pada baterai saja. Selain performa yang menjadi lebih optimal, baterai juga pastinya kurang berguna manfaatnya bila kita berbicara penggunaan gaming karena memakan daya listrik yang lebih banyak.

Oh ya, masalah touchpad. Kalau kalian bukan pemain yang sering memutarkan (bukan memindahkan hehehe...) angle view baik di dalam loko sampai mode berjalan, masih bisa nyaman kok dengan touchpad ini. Karena semisal sudah keseringan dipakai, biasanya agak kurang enak dan sayang touchpad nya kala ada hal darurat. Jadi kita lebih baik pakai mouse baik dari segala tipe dan ukuran.

Terakhir, dengan pembahasan di atas, lebih valuable PC atau laptop? Dengan rentang harga yang sama, lebih worth kita build PC sendiri. Kecuali kalian mementingkan diri untuk bisa bermain game tanpa mengenal semeter pun batasan ruang, laptop cocok untuk kalian. Jujur, menurut pengalaman saya, jarang juga orang main game driving simulator semacam game ini, Trainz, bahkan Euro Truck Simulator 2 dan Flight Simulator X di tempat terbuka semacam taman dan kafe. Sudah pasti biasanya dilakuin di rumah. Jadi, kembali ke selera kalian saja...

Terima kasih sudah meluangkan waktu membaca postingan ini. Kali-kali ada yang perlu dibahas termasuk seputar game Openbve, silahkan berkomentar di bawah postingan ini. Maaf kalau ada kesalahan dalam tulisan ini. Kalau ada yang mau share, boleh banget kok :D. Dan tunggu update blog ini selanjutnya...

So Much Thanks and Goodbye... ;D