selamat malam. seperti biasa apa kabar kalian sekarang ? semoga baik-baik saja.
Aku punya sedikit cerita sewaktu membahas ini yang sudah dibahas juga di postingan sebelumnya. intinya awalnya sudah ready buat dipublikasikan. karena ternyata dibuka lagi tidak ada perubahan postingan ini aku kembalikan ke draf. sekarang sudah siap dirilis kembali. harap maklum
Aku punya sedikit cerita sewaktu membahas ini yang sudah dibahas juga di postingan sebelumnya. intinya awalnya sudah ready buat dipublikasikan. karena ternyata dibuka lagi tidak ada perubahan postingan ini aku kembalikan ke draf. sekarang sudah siap dirilis kembali. harap maklum
Dulu setiap pembuatan trip report aku berniat buat menambah postingan dibalik layar dari setiap trip. inspirasinya juga sudah lama dari forum kaskus bagian trip report dan semboyan 35 yang bermodelkan tulisan. ketika sudah selesai buat video trip report nya, aku malah malas buat postingan semacam ini.
setelah waktu yang lama, aku baru sekarang menulis behind the scene dari setiap perjalanan. karena prinsip disini setiap orang walau menaiki alat transportasi yang sama dan di waktu yang sama, pengalaman masih tetap berbeda.
sebelum itu ada sebagian data yang sedikit tidak akurat (sudah dijelaskan juga di video, aku pertama kali membuat video atau dokumentasi trip jauh sekaligus masih newbie). dan bisa dilihat video trip ini dibawah agar dapat gambaran disini sekaligus postingan ini sebagai tambahan video dan full experience.
setahun lebih yang lalu aku sudah rilis video trip report KA Jaka Tingkir (Desember 2016). Menjadi perjalanan kereta kelas ekonomi plus kedua setelah KA Joglokerto, dan menggunakan rangkaian eks Sawunggalih Utama Tambahan. KA Joglokerto memakai rangkaian idle kereta ini. dulu KA Jaka Tingkir menjadi "peneman" KA Bengawan dan uniknya berjalan 2 hari sekali karena hanya satu rangkaian ekonomi pso dan masih status tambahan. Tapi dalam masalah okupansi penumpang selalu tinggi bahkan penuh. Karena demand semakin bertambah, jadilah kereta reguler dan mendapat rangkaian tersebut.
Sebelum-sebelumnya, latar belakang naik kereta ini karena belum sama sekali naik mencoba kelas ekonomi plus. Sudah dipesan tapi malah duluan KA Joglokerto, menuju Yogya dengan 20 ribu dari Solo. Kalau sempet, aku buatkan part sendiri.
Awalnya aku pikir di stasiun Purwosari bakalan panas karena tidak ada AC terutama AC portabel. singkat cerita didalam tidak begitu panas karena sudah dipasang beberapa kipas tornado. pertama kalinya di Stasiun Purwosari aku mencoba kursi2 sudah diganti. trip tersebut menjadi trip pertama kala aku memakai hp bukan dari punyaku alias minjem. secara spek kamera hp yang dipinjam diatas punyaku (lenovo seri a1000).
kita (aku bersama pamanku) sudah pesan sejak H-90 dan waktu itu belum banyak orang yang booking tiket kereta. dan itupun kita pesan lewat loket elektronik/e-kiosk Stasiun Purwosari. beberapa hari sebelum berangkat aku iseng2 buka web PT KAI buat sekedar cek sisa tiket di hari berangkatnya. kebanyakan habis dan jikapun sisa lebih mahal dari pemesanan awal. harganya satu orang Rp 150.000 tarif bawah, bisa buat PP Bengawan dengan kembali Rp 10.000.
buat perjalanan ke Stasiun Purwosari naiknya dengan taksi dan lewat jalur alternatif. satu hal yang berkesan sewaktu naik taksi tersebut aku awalnya lihat sopir ini laki-laki. sewaktu cerita-cerita ternyata sopir tadi perempuan, bentukan fisik sama potongan rambutnya sangat mirip. btw beliau ramah dan asik diajak cerita walau sudah tengah perjalanan. perjalanannya dari sriwedari lewat mangkubumen dan juga lewat selatan Center point lebih tepatnya jalan kampung. Walau sudah ada di Jakarta, Kota Solo masih belum ada taksi online tahun 2016, dan habisnya kurang dari Rp 50.000.
sewaktu sudah sampai di Stasiun Purwosari, kita turun diluar stasiun. waktu itu peron baru di bekas SPBU Purwosari sudah jadi dan kita masuk disana. Saat pengecekan tiket langsung disambut KA Argo Dwipangga dan masuk ada KA Sancaka Sore arah Surabaya melintas. karena belum aku pinjam hpnya, jadinya pakailah hpku tadi. Uniknya setelah dapet momen tadi dua bulan setelahnya kesampean juga naik KA Argo Dwipangga, sekaligus kereta eksekutif yang pertama aku naiki setelah hampir 10 tahun belum pernah naik setelah KA Lodaya. nanti akan kita bahas setelah ini
langsung disaat KA Jaka Tingkir sudah datang dari Dipo Solo Balapan waktu 5:30 sore. untuk lokomotifnya CC 201 dan tidak ada yang spesial. karena keretanya berada di Jalur 4, rangkaian tidak sepenuhnya ada di peron. ada dua opsi buat menuju sebagian rangkaian ke belakang. dari langsung masuk kereta atau tetap jalan turun dari peron. sebenarnya bisa saja kita melakukan hal yang pertama. masalahnya koper atau barang bawaan kesusahan nyelip-nyelip. seperti yang kita tahu masih ada banyak penumpang menaruh barangnya dibagian bagasi. Untungnya masih mendingan ini karena jalan keluar masuk didalam kereta luas (intinya ramah disabilitas)
Nah, mungkin sepintas tripnya bakalan lancar sepenuhnya. hp yang buat rekam selama perjalanan belum diisi penuh, sekitar 60% an. Tak cuma itu, memori hp juga ikutan kurang nampung mengingat video. Aslinya footage" bisa aja diambil sebanyak-banyaknya
Selama aku naik kereta, baru kali ini diberi kesempatan untuk menunaikan kewajiban. lebih tepatnya disini mengingatkan karena tidak ada jam kompensasi buat ibadah seperti penerapan sebagian bus-bus AKAP. Hal yang jarang dan jadi point lebih selain membagi makanan waktu sahur (entah sekarang masih apa enggak) banyak juga yang sholat tapi ada juga yang masih dikereta terutama aku. Sampailah pada jam 6:15 Kereta Api jaka Tingkir tujuan akhir Stasiun Pasar Senen berangkat.
Masalah interior aku jelaskan di video karena langsung dengan ilustrasinya terutama nama stasiun yang dilewati kereta ini. Sayang juga aku belum berani buat coba toilet kereta dan waktu itu dapet yang ada toilet disabilitas. Dan untuk eksterior sampai awal tahun 2018 sebagian livery lama belum diganti. Sekarang sudah diubah tapi pintu oranye atau seperti kereta ekonomi pada umumnya. Seperti yang kita tahu di KA Jayabaya dan Jaka Tingkir livery pada bagian pintu berwarna biru. Apakah kedua kereta ini merombaknya menjadi oranye secara keseluruhan aku belum tahu.
Seperti yang ada didalam video footage momen keluar stasiun diambil di toilet kereta. Baru awal-awal trip jarak jauh sudah nekat, apalagi hpnya posisinya di luar kereta, tangan lama-lama capek, malah sempet-sempetnya hidung gatel, berhasil juga akhirnya. kembali ke kursi untuk melaksanakan Sholat Maghrib. sepanjang perjalanan dipakai istirahat dan juga makan.
sampai di Stasiun Klaten, beberapa penumpang naik. selama perjalanan belum ada hal yang menarik. sampailah di Stasiun Lempuyangan. seperti dalam prediksi banyak penumpang yang naik. aku balik ke kursi. kembali berangkat dan tepat di Stasiun Tugu berpapasan dengan Kereta Api Bengawan tapi jalurnya jauh dan sekilas saja. Jadi kangen naik kereta itu lagi. terakhir sudah dari tahun 2014. dengan KA Bengawan aku bisa menuju Jakarta apalagi bersama kerabat, makin seru dan bisa dapat pengalaman yang asik juga.
Perjalanan antara yogya-kutoarjo dibuat nongkrong di kereta makan. Buat yang baru coba kereta terutama di jam malam tapi tidak bisa tidur, bisa tuh kesana. Suasananya masih rame. Sembari perjalanan aku ikut cek-cek footage yang sudah diambil tadi sampai di Stasiun Kutoarjo
sepanjang perjalanan KA Jaka Tingkir berhenti buat giliran KA Krakatau kala masih bertugas.
sewaktu kereta tadi melintas, tiba-tiba kereta sedikit bergoyang. lalu kembali berangkat.
sewaktu kereta tadi melintas, tiba-tiba kereta sedikit bergoyang. lalu kembali berangkat.
Bangun tidur sudah masuk di Stasiun Gombong. Berangkat lagi dan berhenti di stasiun yang kurang tau namanya, bersilang dengan KA Malabar. Berangkat lagi dan kalau tidak salah aku ke gerbong restorasi makan. Intinya antara Kutoarjo-Purwokerto aku kurang tahu, seinget aku di kereta restorasi.
Kembali ke topik dan pukul 9 atau 10 KA Jaka Tingkir tiba di Stasiun Kroya. Kiranya berhenti karena silangan dan setelah dilihat hanya berhenti reguler (menaik-turunkan penumpang). Lumayan banyak buat yang naik. Selain itu KA Jaka Tingkir refill air untuk toilet, jadi ada banyak pipa diatas peron di stasiun ini. Dan disana juga terjadi pergantian masinis karena sudah berada di limit durasi mengendarai kereta api yaitu 4 jam. Selesailah segala teknis dipenuhi, KA Jaka Tingkir berangkat.
Saat menuju Purwokerto tidak banyak yang menarik. Hanya sekali kena giliran dengan KA Bima.
Sampailah di Stasiun Purwokerto. Seperti yang kita tahu disana adalah pusat dari DAOPS V dan stasiun besar. Sedikit berbeda dengan tahun2 sebelumnya (2017 belum trip lagi, tahun ini awal april aku cek lagi :D) hanya 5 menit maksimal untuk berhenti, kali ini diberi 10 menit buat transit beli bekal di minimarket stasiun. Kesempatan juga buat beli susu kotak stoberi, jajanan di kereta itu2 aja.
Selain menaik-turunkan penumpang, disini juga menunggu pergiliran kereta. KA Jaka Tingkir mendapat giliran dari KA Gajayana yang belum setengah perjalanan dari Jakarta. Rangkaiannya masih eksekutif keluaran 2009 sebelum diganti seperti sekarang. Menunggu datanglah KA Gajayana yang berarti perjalanan menuju Jakarta kembali berlanjut.
Sebelum berlanjut, KA Gajayana juga berhenti selama 10 menit yang artinya ada kereta yang menyusuli KA Jaka Tingkir. Apakah itu ? Nanti ada di Stasiun Cirebon Prujakan.
Sekitar 30 menit KA Jaka Tingkir kembali berhenti di Stasiun Bumiayu buat silangan KA Senja Utama Solo. Masalahnya aku baru sadar karena tiba2 keretanya langsung lewat begitu aja. Dan aku baru tangkap dibagian tengah-akhir.
Berangkat kembali meninggalkan Stasiun Bumiayu sebagai stasiun terakhir yang berhenti di DAOPS V dan berpindah ke DAOPS 3 lebih tepatnya di Stasiun Cirebon Prujakan. Selama perjalanan kesana lebih dimanfaatkan buat tidur.
Terbangun dari tidur saat persiapan masuk di Stasiun Cirebon Prujakan. Beberapa penumpang turun dan di peron utara ada kereta kontainer dan sempet ada kereta penumpang tapi tertutup. Kemungkinan itu KA Brantas karena jam berangkatnya sama. Kereta tadi berangkat kembali ke Jakarta. Berhenti disana lumayan lama juga.
Disinilah kereta yang aku ceritakan tadi menyalip KA Jaka Tingkir yaitu KA Taksaka Malam arah Jakarta. Waktu itu kaget juga karena seingat aku jam berangkat dari Yogya pukul 8 dan bisa dikatakan main kebutan sampai disini. Aku ambil lah footagenya tapi autofokusnya belum dimatikan (lumayan mengganggu).
Sehabis KA Taksaka Malam menjauh KA Jaka Tingkir akhirnya melanjutkan perjalanan. Melewati Stasiun Cirebon dan menyalip KA Taksaka Malam. Kembali lagi aku tidur dan isi batere hp karena masih ada 3 jam buat cas.
Pemberhentian selanjutnya di Stasiun Jatibarang. Beberapa penumpang turun. Waktu berhenti
lumayan lama karena berbarengan berhenti normal sekaligus disalip kembali KA Taksaka Malam dan sampai di Jakarta lebih dulu. KA Taksaka Malam sudah lewat KA Jaka Tingkir kembali berangkat dan aku langsung tidur kembali.
Bangun tidur tak terasa sudah sampai di Jakarta, dan bersiap-siap kita turun di Stasiun Jatinegara. Karena kita akan berlanjut perjalanan menuju Kota Depok dengan krl. Disana kita sholat dan mampir ke toilet, aku juga berhasil mendapat momen datang kereta api walau tidak semuanya karena alasan di atas tadi. Seluruhnya yang tertangkap ada momen unik yang juga dijelaskan didalam video trip ini.
Pemberhentian selanjutnya di Stasiun Jatibarang. Beberapa penumpang turun. Waktu berhenti
lumayan lama karena berbarengan berhenti normal sekaligus disalip kembali KA Taksaka Malam dan sampai di Jakarta lebih dulu. KA Taksaka Malam sudah lewat KA Jaka Tingkir kembali berangkat dan aku langsung tidur kembali.
Bangun tidur tak terasa sudah sampai di Jakarta, dan bersiap-siap kita turun di Stasiun Jatinegara. Karena kita akan berlanjut perjalanan menuju Kota Depok dengan krl. Disana kita sholat dan mampir ke toilet, aku juga berhasil mendapat momen datang kereta api walau tidak semuanya karena alasan di atas tadi. Seluruhnya yang tertangkap ada momen unik yang juga dijelaskan didalam video trip ini.
Buat video trip report kereta ini bisa dilihat disini. semoga ada gambaran hehehe... :
Next kita bahas pengalamanku dengan kereta eksekutif yang bisa dikatakan sangat mendadak dan tanpa persiapan cukup. Sekaligus rangkaian masih terbilang baru pada waktunya yaitu mas Ardi alias KA Argo Dwipangga. Sebelumnya juga aku pernah naik kereta kelas eksekutif KA Lodaya Malam arah Solo tapi waktu kecil dan livery masih putih-biru.
Terima kasih yang sudah menghabiskan waktu kalian buat membaca perjalanan KA Jaka Tingkir ini. Silahkan ikuti blog ini dengan klik kotak biru "Ikuti" dipojok kanan atas postingan. Siapa tau ada update blog ini bisa diikuti yesss...
Untuk kalian yang pernah naik KA Jaka Tingkir dari masih sebagai kereta tambahan sampai sekarang, boleh sharing di kolom komen bawah. Dan aku juga buat early momen buat behind the scene seperti ini, yaitu pengalaman sebelum trip. 7 April Insya Allah aku pergi ke Jakarta jadi seperti apa sih latar belakang sekaligus proses pemesanan sekaligus prediksi buat kedepannya. Semoga bermanfaat
So Much Thanks And Goodbye.....
No comments:
Post a Comment
Minta feedbacknya dong, biar blog ini bisa berkembang dan semakin membaik ;D