Update Blog

Btw sekarang saya sudah tidak melanjutkan pengembangan blog ini lagi, kalo ada kesalahan ataupun janji yg tidak dapat saya penuhi, saya minta maaf ya hehe, terima kasih buat kalian

Sunday, April 29, 2018

Behind The Scene of Me #2 (Kala Kereta Eksekutif 2016 Masih Hangat)

Selamat datang semuanya, apa kabar kalian ? semoga baik-baik saja dan segala tugas negara sudah diselesaikan hehehe... Hari ini aku kembali membagikan secuil cerita sebuah trip yang sudah aku jalani. Trip ini menjadi puncak aku menaiki kereta api. Sekaligus pertama kali menaiki kereta kelas eksekutif yang waktu itu lumayan hangat walau sudah tahun 2017 lalu.
Intermezzo : Tempur Dadakan (Bagian 1/2)

Penjelasan alasan diberi bagian-bagian postingan ini diakhir cerita intermezzo ini ok :D

Beberapa bulan terakhir di tahun 2016 menjadi pusat perhatian dalam seputar kereta api karena PT INKA berhasil memproduksi kereta kelas eksekutif yang fresh dan original terutama bagian boogienya saja ikut ditingkatkan. Impresi pertama dengan kereta ini terutama aku sendiri hampir sama dengan orang lain "mirip sama Argo Bromo anggrek" ataupun "kayak kereta2 ekspres gitu"
Kembali lagi, trip ini juga tidak direncanakan beberapa hari sebelumnya, bahkan paginya baru dipertimbangkan secara mendadak siangnya sudah berangkat ke Yogya untuk merasakan kereta api Argo Dwipangga arah Solo. Karena itu juga, uang saku untuk kesana juga sangat mepet buat sekedar makan dan yang sudah pasti membeli tiket tersebut.
Awal kronologinya waktu pagi hari Minggu di Indomaret dekat rumah, aku kepikiran daripada dirumah sekedar menganggur aja, sekali-kali ada kerjaan sedikit minimal jalan-jalan yang tidak begitu jauh. waktu itu bulan Februari atau 2 bulan setelah naik KA Jaka Tingkir yang sudah dijelaskan di seri Behind of scene sebelumnya. intinya dengan polos sekaligus excited aku minta restu ortu dan Alhamdulillah tidak memakan waktu lama diperbolehkan. Apalagi hitung2 latihan survival ke kota orang hehe...
Karena sepeda listrik milikku belum dicas, aku isi hanya 3 jam an saja. selama itu juga aku cari2 referensi untuk tindakan eksekusi nantinya. Masalah disini muncul diawali dari aku mepet menunggu berangkat komuter prameks AC pukul 10 pagi. karena kedadakan tadi hp untuk record footage juga belum disiapkan. aslinya aku pakai hp milik omku seperti hasil video trip KA Jaka Tingkir tersebut, dan setelah tahu isi baterai sangat sedikit. Alhasil pakailah hpku sendiri dengan baterai yang juga terbatas sekali
Aku start di Stasiun Solo Balapan, dan saat menuju loket stasiun kereta tersebut sudah berangkat. Harap-harap dapat yang AC sayang berketerbalikan dengan fakta. Sekaligus disitulah aku pertama kali naik kereta Prameks dengan rangkaian eks KRDI Arjuna Ekspres. Ada KA Kalijaga dengan loko double traksi yang artinya sudah pasti salah satu loko tersebut dikirim dari Semarang untuk menjalani rutinitas perawatan di BY Pengok Yogya. Dibanding dengan single loko, waktu berhentinya di Solo Balapan memakan waktu setengah jam sebelum menuju ke Stasiun Purwosari (Tahun 2017 lalu sudah start dan finish di Solo Balapan).

Selama waktu langsiran itu juga ada KA Krakatau kala masih berdinas dan aku lihat okupansinya lumayan penuh. Loko dinasnya waktu itu CC 203. Terakhir KA Sancaka Pagi arah Yogya masuk di stasiun. Hal unik disini berupa loko dinas KA Sancaka Pagi tak lain CC 201 45 atau si Bader. sampai sekarang definisi jelas buat "Bader" aku belum tahu tapi latar belakang diberi julukan ini sudah tahu. Pertama kali juga bisa menyaksikan lokomotif tersebut secara langsung
Setelah KA Sancaka Pagi tadi berangkat kembali, 45 menit di Stasiun Solo Balapan KRD Prameks siap tempur dengan tujuan kerajaan sebelah alias Yogyakarta. Sepanjang perjalanan didalam kereta lumayan gerah jadinya belum sampai di Yogya sudah keringetan. Masalah klakson suaranya sangat keras apalagi dekat langsung dengan kabin masinis. Sewaktu berbunyi sudah pasti aku selalu kaget dan mengganggu. sejak itu aku kapok buat ngaret" apalagi saat akan menaiki Prameks. Bonus juga 
loko uap di Stasiun Purwosari




untuk perjalanan menuju Yogya aku taruh disini :


Aku pisah menjadi dua part dan sebenarnya part 1 sebagai intermezzo dari trip ini. Rasanya sayang juga membuang sebagian besar footage tersebut aku pisahkan satu part tersendiri. Kemudian baru part utamanya yaitu di part 2 yang juga aku taruh video tersebut di kelanjutan cerita setelah ini.

Berdendang dengan Kereta Eksekutif (Bagian 2/2)

Aku turun di Stasiun Tugu karena sudah pasti aku akan naik KA Argo Dwipangga. Keluar dari stasiun sudah disambut dengan suasana mendung nan padat dengan orang di Kota Yogyakarta. Sembari juga mencari makanan di Malioboro dan waktu itu kios2 di selatan stasiun belum digusur. Kawasan Malioboro seperti yang diprediksikan awal sangat ramai dan konstruksi trotoar didepan mall di Malioboro tersebut sudah jadi (terakhir September 2016 masih digarap)

Sebelum menuju kawasan Malioboro aku pesan tiket dulu, siapa tau saja tiket parsial KA Argo Dwipangga ini malah keduluan sudah habis. Saat pemesanan lumayan banyak antrian termasuk Prameks dan alhamdulillah tiket parsial Argo Dwipangga tersedia. Tak hanya itu, kita juga bisa pilih langsung kursinya. tak perlu waktu lama aku pilih kereta bagian belakang. Selain dapat tiket aku juga dapat bukti pembayaran dengan bentuk kertas yang sama dengan tiket. Aku lupa isi tulisannya apa saja, tapi sudah luntur duluan. Dan kalau tidak salah didapatkan khusus tiket parsial.
Langsung saja jalan-jalan kesana dan akhirnya perutku diisi dengan Soto dengan rasa enak dan juga lumayan murah bagi kawasan wisata (sekitar 10 ribu termasuk es teh). Makin kesini mendungnya menjadi semakin gelap, aku kembali ke Stasiun Tugu sekalian istirahat kaki. Sudah waktu Sholat Ashar juga, aku laksanakan di masjid dalam stasiun dan menunggu sekaligus mengisi kembali baterai hp selama hampir 1 jam.

Datanglah KA Argo Dwipangga. Impian sejak 2014 naik kereta kelas eksekutif sudah terwujud, sekaligus pertama kali berkesempatan naik kereta eksekutif terbaru waktu itu. sampai" sepanjang perjalanan menuju Solo aku speechless dan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini seperti muter-muter sekitar kereta. Baru masuk ke dalam saja AC dalam kereta langsung terasa cukup dingin. Kebetulan lumayan banyak yang naik kereta ini ketika menuju Solo dan terutama ada rombongan juga. Seri keretanya juga sudah aku foto disini

Seperti yang ada di video saja ada lebih dari 50 penumpang KA Lodaya khusus ke Solo, apalagi dengan kereta ini. Sebagai alternatif ketika KRD Prameks sudah kehabisan kuota penumpang dan yang pasti memaksimalkan profit kereta reguler tersebut. Selain kedua kereta tadi, ada juga Sancaka Pagi/Sore dan Wijaya Kusuma arah Solo.
Masalah harga kebanyakan orang terutama aku sendiri awalnya bisa dikatakan overpriced yaitu Rp 55.000 , tapi ada pengecualian seperti mengejar waktu kala KRD Prameks sudah kehabisan tiket, uangnya memang cukup, atau seperti saya yang sekedar mencoba kereta tersebut. Hal tersebut pada akhirnya bukan menjadi hal yang dipermasalahkan.
Sebagian orang lebih memilih eksekutif lama dalam hal kenyamanan dan fasilitas dasar seperti meja lipat, sandaran kaki dll. Bahas dari kursi, sudah cukup nyaman dan bahkan sampai aku sempat ketiduran beberapa menit. Dalam hal sandaran kaki aku setuju dengan pendapat pengguna lainnya, harus banget kakinya diganjel duluan dan kadang suka bikin berisik plus kaget kala tidak sengaja kakiku keluar dari sandaran kaki. Tersedia juga CCTV masing" dua buah dekat pintu bordes. berbicara pintu bordes, saat digeser beratnya minta ampun. Ada apa masalahnya, jadinya keluar masuk bordes jadi susah pake banget. Kereta kelas ekonomi saja enteng, udah begitu bisa kembali ke posisi tertutup.
Meja makan lumayan kecil, bisa buat taruh netbook ataupun makanan. Masalah peredaman dirasa juga sudah cukup, TV hanya sekedar tampilan gambar, indikator didalam kereta yang alhamdulillah akurat, terakhir toilet yang aku cek bagian yang aku telusur waktu itu kecil dan aku baru sadar toilet satunya lagi ada yang besar. itupun yang aku masuki toilet yang sudah beraroma pesing. wajar juga karena sudah dari Jakarta berjalan.
Berangkat sekitar pukul 15:30, baru sampai Stasiun Lempuyangan sudah tembus 60 km/jam. Sampai aku memakluminya kalau kereta ini ditarik CC 206 jadi sudah menjadi hal yang biasa dan wajar. Sehabis stasiun itu mulailah turun hujan dan ada panorama tersendiri kala itu. Aku semakin menyesal tidak meminjam hp milik omku karena tadi.
Oh iya, aku juga belum cerita kalau di Solo Balapan ada KLB yang lupa serinya, beroperasi dari Purwosari menuju Pasar Senen. kereta tersebut bertemu di Stasiun Klaten. Hal yang membuatnya unik sejak KA Lodaya arah Solo tidak berhenti di Purwosari, kereta ini pertama kali berhenti di Stasiun Purwosari dengan rangkaian campuran kelas eksekutif dan ekonomi setelah sempat diisi ekonomian saja.
 Kereta tadi bertemu dengan Argo Dwipangga di Stasiun Klaten dan yang ditarik bukanlah CC 206 tapi malah CC 201. aku juga belum menjelaskan lebih detail, kereta eksekutif yang dibawa kereta tersebut merupakan rangkaian eksekutif 2016 tapi keluaran terakhir dari yang aku naiki. Andai berjalan permanen menjadi reguler bisa menjadi pertimbangan yang menarik ketika menuju Purwokerto, Cirebon, hingga Jakarta.
Mendungnya ternyata sampai kota Solo dan itupun masih gelap. Tidak banyak yang dijelaskan selebihnya karena aku lebih milih menikmati persawahan apalagi di daerah Delanggu. aku sempet juga ke kereta restorasi makan dan aku juga cek ada mushola. saat menulis aku kepikiran mengapa tidak dibuatkan kereta khusus mushola untuk KA Tawang Jaya dan Kertajaya karena ada 14 buah kereta kelas ekonomi, karena setidaknya tidak hanya duduk dalam kereta sampai tujuan saja.
Sampailah di Kota Solo lagi. seperti yang kita tahu ada announcement dari kereta. Karena sudah mencapai tujuan akhir biasanya dilakukan dua kali, begitu juga saat awal pemberangkatan. Juga bisa tiba sesuai jadwal dan bahkan tepat waktu. Karena aku naik sepeda listrik dan diparkir diluar alhasil kehujanan sebasah-basahnya. untung masih bisa buat pulang dan keadaan masih gerimis. satu tahun setelah trip ini aku cek kembali tiket parsial yang aku simpan, sudah tidak ada tulisan lagi. tersisakan kertas dan juga bekasnya.

Untuk bagian ini, bisa dilihat versi video disini :



Sudah sampai akhir postingan trip incip" kereta eksekutif. sejak saat itu kerabatku mulai naik kereta kelas eksekutif terutama bapakku sendiri hehe... walau secara langsung atau tidak langsung. Bahkan omku saja bisa mendapat kesempatan naik Argo Bromo Anggrek dengan harga tiket 30 ribu lebih murah dari tiket tarif bawah Argo Lawu ataupun Dwipangga. So far tidak banyak yang mengecewakan, semua sudah tercukupi. Tinggal meningkatkan fasilitas yang belum ada atau yang sudah ada tapi mengganggu kenyamanan seperti sandaran kaki dan yang paling parah pintu bordes. Maaf kalau ada ketidakakuratan postingan dari kejadian aslinya. Aku minta feedback/saran di komen bawah tentang postingan ini sebagai perkembangan blog Railfans S35 selanjutnya. Besok part 3 dan 4 sekaligus ada perjalanan dengan Argo Lawu menuju Jakarta dan Agra Mas Double Decker menuju Solo. Part 5 yaitu trip KA Joglokerto Ekspres menuju Yogyakarta. Tinggal ditunggu tanggal mainnya

So Much Thanks and Goodbye...;D

Friday, April 20, 2018

Behind The Scene of Me #1 (Dibalik KA Jaka Tingkir)

selamat malam. seperti biasa apa kabar kalian sekarang ? semoga baik-baik saja.

Aku punya sedikit cerita sewaktu membahas ini yang sudah dibahas juga di postingan sebelumnya. intinya awalnya sudah ready buat dipublikasikan. karena ternyata dibuka lagi tidak ada perubahan postingan ini aku kembalikan ke draf. sekarang sudah siap dirilis kembali. harap maklum

Dulu setiap pembuatan trip report aku berniat buat menambah postingan dibalik layar dari setiap trip. inspirasinya juga sudah lama dari forum kaskus bagian trip report dan semboyan 35 yang bermodelkan tulisan. ketika sudah selesai buat video trip report nya, aku malah malas buat postingan semacam ini.

setelah waktu yang lama, aku baru sekarang menulis behind the scene dari setiap perjalanan. karena prinsip disini setiap orang walau menaiki alat transportasi yang sama dan di waktu yang sama, pengalaman masih tetap berbeda.

sebelum itu ada sebagian data yang sedikit tidak akurat (sudah dijelaskan juga di video, aku pertama kali membuat video atau dokumentasi trip jauh sekaligus masih newbie). dan bisa dilihat video trip ini dibawah agar dapat gambaran disini sekaligus postingan ini sebagai tambahan video dan full experience.

setahun lebih yang lalu aku sudah rilis video trip report KA Jaka Tingkir (Desember 2016). Menjadi perjalanan kereta kelas ekonomi plus kedua setelah KA Joglokerto, dan menggunakan rangkaian eks Sawunggalih Utama Tambahan. KA Joglokerto memakai rangkaian idle kereta ini. dulu KA Jaka Tingkir menjadi "peneman" KA Bengawan dan uniknya berjalan 2 hari sekali karena hanya satu rangkaian ekonomi pso dan masih status tambahan. Tapi dalam masalah okupansi penumpang selalu tinggi bahkan penuh. Karena demand semakin bertambah, jadilah kereta reguler dan mendapat rangkaian tersebut.

Sebelum-sebelumnya, latar belakang naik kereta ini karena belum sama sekali naik mencoba kelas ekonomi plus. Sudah dipesan tapi malah duluan KA Joglokerto, menuju Yogya dengan 20 ribu dari Solo. Kalau sempet, aku buatkan part sendiri.

Awalnya aku pikir di stasiun Purwosari bakalan panas karena tidak ada AC terutama AC portabel. singkat cerita didalam tidak begitu panas karena sudah dipasang beberapa kipas tornado. pertama kalinya di Stasiun Purwosari aku mencoba kursi2 sudah diganti. trip tersebut menjadi trip pertama kala aku memakai hp bukan dari punyaku alias minjem. secara spek kamera hp yang dipinjam diatas punyaku (lenovo seri a1000).

kita (aku bersama pamanku) sudah pesan sejak H-90 dan waktu itu belum banyak orang yang booking tiket kereta. dan itupun kita pesan lewat loket elektronik/e-kiosk Stasiun Purwosari. beberapa hari sebelum berangkat aku iseng2 buka web PT KAI buat sekedar cek sisa tiket di hari berangkatnya. kebanyakan habis dan jikapun sisa lebih mahal dari pemesanan awal. harganya satu orang Rp 150.000 tarif bawah, bisa buat PP Bengawan dengan kembali Rp 10.000.

buat perjalanan ke Stasiun Purwosari naiknya dengan taksi dan lewat jalur alternatif. satu hal yang berkesan sewaktu naik taksi tersebut aku awalnya lihat sopir ini laki-laki. sewaktu cerita-cerita ternyata sopir tadi perempuan, bentukan fisik sama potongan rambutnya sangat mirip. btw beliau ramah dan asik diajak cerita walau sudah tengah perjalanan. perjalanannya dari sriwedari lewat mangkubumen dan juga lewat selatan Center point lebih tepatnya jalan kampung.  Walau sudah ada di Jakarta, Kota Solo masih belum ada taksi online tahun 2016, dan habisnya kurang dari Rp 50.000.

sewaktu sudah sampai di Stasiun Purwosari, kita turun diluar stasiun. waktu itu peron baru di bekas SPBU Purwosari sudah jadi dan kita masuk disana. Saat pengecekan tiket langsung disambut KA Argo Dwipangga dan masuk ada KA Sancaka Sore arah Surabaya melintas. karena belum aku pinjam hpnya, jadinya pakailah hpku tadi. Uniknya setelah dapet momen tadi dua bulan setelahnya kesampean juga naik KA Argo Dwipangga, sekaligus kereta eksekutif yang pertama aku naiki setelah hampir 10 tahun belum pernah naik setelah KA Lodaya. nanti akan kita bahas setelah ini

langsung disaat KA Jaka Tingkir sudah datang dari Dipo Solo Balapan waktu 5:30 sore. untuk lokomotifnya CC 201 dan tidak ada yang spesial. karena keretanya berada di Jalur 4, rangkaian tidak sepenuhnya ada di peron. ada dua opsi buat menuju sebagian rangkaian ke belakang. dari langsung masuk kereta atau tetap jalan turun dari peron. sebenarnya bisa saja kita melakukan hal yang pertama. masalahnya koper atau barang bawaan kesusahan nyelip-nyelip. seperti yang kita tahu masih ada banyak penumpang menaruh barangnya dibagian bagasi. Untungnya masih mendingan ini karena jalan keluar masuk didalam kereta luas (intinya ramah disabilitas)

Nah, mungkin sepintas tripnya bakalan lancar sepenuhnya. hp yang buat rekam selama perjalanan belum diisi penuh, sekitar 60% an. Tak cuma itu, memori hp juga ikutan kurang nampung mengingat video. Aslinya footage" bisa aja diambil sebanyak-banyaknya

Selama aku naik kereta, baru kali ini diberi kesempatan untuk menunaikan kewajiban. lebih tepatnya disini mengingatkan karena tidak ada jam kompensasi buat ibadah seperti penerapan sebagian bus-bus AKAP. Hal yang jarang dan jadi point lebih selain membagi makanan waktu sahur (entah sekarang masih apa enggak) banyak juga yang sholat tapi ada juga yang masih dikereta terutama aku. Sampailah pada jam 6:15 Kereta Api jaka Tingkir tujuan akhir Stasiun Pasar Senen berangkat.

Masalah interior aku jelaskan di video karena langsung dengan ilustrasinya terutama nama stasiun yang dilewati kereta ini. Sayang juga aku belum berani buat coba toilet kereta dan waktu itu dapet yang ada toilet disabilitas. Dan untuk eksterior sampai awal tahun 2018 sebagian livery lama belum diganti. Sekarang sudah diubah tapi pintu oranye atau seperti kereta ekonomi pada umumnya. Seperti yang kita tahu di KA Jayabaya dan Jaka Tingkir livery pada bagian pintu berwarna biru. Apakah kedua kereta ini merombaknya menjadi oranye secara keseluruhan aku belum tahu.

Seperti yang ada didalam video footage momen keluar stasiun diambil di toilet kereta. Baru awal-awal trip jarak jauh sudah nekat, apalagi hpnya posisinya di luar kereta, tangan lama-lama capek, malah sempet-sempetnya hidung gatel, berhasil juga akhirnya. kembali ke kursi untuk melaksanakan Sholat Maghrib. sepanjang perjalanan dipakai istirahat dan juga makan.

sampai di Stasiun Klaten, beberapa penumpang naik. selama perjalanan belum ada hal yang menarik. sampailah di Stasiun Lempuyangan. seperti dalam prediksi banyak penumpang yang naik. aku balik ke kursi. kembali berangkat dan tepat di Stasiun Tugu berpapasan dengan Kereta Api Bengawan tapi jalurnya jauh dan sekilas saja. Jadi kangen naik kereta itu lagi. terakhir sudah dari tahun 2014. dengan KA Bengawan aku bisa menuju Jakarta apalagi bersama kerabat, makin seru dan bisa dapat pengalaman yang asik juga.

Perjalanan antara yogya-kutoarjo dibuat nongkrong di kereta makan. Buat yang baru coba kereta terutama di jam malam tapi tidak bisa tidur, bisa tuh kesana. Suasananya masih rame. Sembari perjalanan aku ikut cek-cek footage yang sudah diambil tadi sampai di Stasiun Kutoarjo

sepanjang perjalanan KA Jaka Tingkir berhenti buat giliran KA Krakatau kala masih bertugas.
sewaktu kereta tadi melintas, tiba-tiba kereta sedikit bergoyang. lalu kembali berangkat.
Bangun tidur sudah masuk di Stasiun Gombong. Berangkat lagi dan berhenti di stasiun yang kurang tau namanya, bersilang dengan KA Malabar. Berangkat lagi dan kalau tidak salah aku ke gerbong restorasi makan. Intinya antara Kutoarjo-Purwokerto aku kurang tahu, seinget aku di kereta restorasi.

Kembali ke topik dan pukul 9 atau 10 KA Jaka Tingkir tiba di Stasiun Kroya. Kiranya berhenti karena silangan dan setelah dilihat hanya berhenti reguler (menaik-turunkan penumpang). Lumayan banyak buat yang naik. Selain itu KA Jaka Tingkir refill air untuk toilet, jadi ada banyak pipa diatas peron di stasiun ini. Dan disana juga terjadi pergantian masinis karena sudah berada di limit durasi mengendarai kereta api yaitu 4 jam. Selesailah segala teknis dipenuhi, KA Jaka Tingkir berangkat.

Saat menuju Purwokerto tidak banyak yang menarik. Hanya sekali kena giliran dengan KA Bima.

Sampailah di Stasiun Purwokerto. Seperti yang kita tahu disana adalah pusat dari DAOPS V dan stasiun besar. Sedikit berbeda dengan tahun2 sebelumnya (2017 belum trip lagi, tahun ini awal april aku cek lagi :D) hanya 5 menit maksimal untuk berhenti, kali ini diberi 10 menit buat transit beli bekal di minimarket stasiun. Kesempatan juga buat beli susu kotak stoberi, jajanan di kereta itu2 aja.

Selain menaik-turunkan penumpang, disini juga menunggu pergiliran kereta. KA Jaka Tingkir mendapat giliran dari KA Gajayana yang belum setengah perjalanan dari Jakarta. Rangkaiannya masih eksekutif keluaran 2009 sebelum diganti seperti sekarang. Menunggu datanglah KA Gajayana yang berarti perjalanan menuju Jakarta kembali berlanjut.

Sebelum berlanjut, KA Gajayana juga berhenti selama 10 menit yang artinya ada kereta yang menyusuli KA Jaka Tingkir. Apakah itu ? Nanti ada di Stasiun Cirebon Prujakan.

Sekitar 30 menit KA Jaka Tingkir kembali berhenti di Stasiun Bumiayu buat silangan KA Senja Utama Solo. Masalahnya aku baru sadar karena tiba2 keretanya langsung lewat begitu aja. Dan aku baru tangkap dibagian tengah-akhir.

Berangkat kembali meninggalkan Stasiun Bumiayu sebagai stasiun terakhir yang berhenti di DAOPS V dan berpindah ke DAOPS 3 lebih tepatnya di Stasiun Cirebon Prujakan. Selama perjalanan kesana lebih dimanfaatkan buat tidur.

Terbangun dari tidur saat persiapan masuk di Stasiun Cirebon Prujakan. Beberapa penumpang turun dan di peron utara ada kereta kontainer dan sempet ada kereta penumpang tapi tertutup. Kemungkinan itu KA Brantas karena jam berangkatnya sama. Kereta tadi berangkat kembali ke Jakarta. Berhenti disana lumayan lama juga.

Disinilah kereta yang aku ceritakan tadi menyalip KA Jaka Tingkir yaitu KA Taksaka Malam arah Jakarta. Waktu itu kaget juga karena seingat aku jam berangkat dari Yogya pukul 8 dan bisa dikatakan main kebutan sampai disini. Aku ambil lah footagenya tapi autofokusnya belum dimatikan (lumayan mengganggu).

Sehabis KA Taksaka Malam menjauh KA Jaka Tingkir akhirnya melanjutkan perjalanan. Melewati Stasiun Cirebon dan menyalip KA Taksaka Malam. Kembali lagi aku tidur dan isi batere hp karena masih ada 3 jam buat cas.

Pemberhentian selanjutnya di Stasiun Jatibarang. Beberapa penumpang turun. Waktu berhenti
lumayan lama karena berbarengan berhenti normal sekaligus disalip kembali KA Taksaka Malam dan sampai di Jakarta lebih dulu. KA Taksaka Malam sudah lewat KA Jaka Tingkir kembali berangkat dan aku langsung tidur kembali.

Bangun tidur tak terasa sudah sampai di Jakarta, dan bersiap-siap kita turun di Stasiun Jatinegara. Karena kita akan berlanjut perjalanan menuju Kota Depok dengan krl. Disana kita sholat dan mampir ke toilet, aku juga berhasil mendapat momen datang kereta api walau tidak semuanya karena alasan di atas tadi. Seluruhnya yang tertangkap ada momen unik yang juga dijelaskan didalam video trip ini.

Buat video trip report kereta ini bisa dilihat disini. semoga ada gambaran hehehe... :


Next kita bahas pengalamanku dengan kereta eksekutif yang bisa dikatakan sangat mendadak dan tanpa persiapan cukup. Sekaligus rangkaian masih terbilang baru pada waktunya yaitu mas Ardi alias KA Argo Dwipangga. Sebelumnya juga aku pernah naik kereta kelas eksekutif KA Lodaya Malam arah Solo tapi waktu kecil dan livery masih putih-biru.

Terima kasih yang sudah menghabiskan waktu kalian buat membaca perjalanan KA Jaka Tingkir ini. Silahkan ikuti blog ini dengan klik kotak biru "Ikuti" dipojok kanan atas postingan. Siapa tau ada update blog ini bisa diikuti yesss...

Untuk kalian yang pernah naik KA Jaka Tingkir dari masih sebagai kereta tambahan sampai sekarang, boleh sharing di kolom komen bawah. Dan aku juga buat early momen buat behind the scene seperti ini, yaitu pengalaman sebelum trip. 7 April Insya Allah aku pergi ke Jakarta jadi seperti apa sih latar belakang sekaligus proses pemesanan sekaligus prediksi buat kedepannya. Semoga bermanfaat

So Much Thanks And Goodbye..... 

Thursday, April 5, 2018

KAPUR (Kabar Sepur) #1 : Cara buat "Follow/Ikuti" blog ini




Selamat siang semuanya... Kebetulan beberapa hari ini aku mendapat kesempatan waktu yang sangat longgar buat kembali mengurus blog ini. aku memang beberapa kali membahas ini sebelumnya tapi anggap saja ini agenda baru. Sekaligus lanjutan dari postingan sebelumnya tentang pengumuman gameplay openbve Indonesia.

Postingan pertama yang sudah aku publikasikan ada seputar Kereta berbody stainless steel. Masih ada yang belepotan dari yang dibicarakan kemarin karena aku dadakan buat menulis dan menghabiskan beberapa hari tapi sedikit-sedikit atau tidak satu pos langsung jadi sehari. Nanti satu persatu postingan terbaru siap dipublikasikan.

semisal nanti ada pertanyaan "postingannya kok masih belum ada ilustrasinya (gambar)?" stok gambar saja masih belum punya, tapi sebisa mungkin bagian ilustrasi nanti orisinil ataupun aku ambil bagian dari hasil hunting. Kalaupun kepepet repost dari instagram, aku kasih sekalian sumbernya di akhir bagian postingan.

kembali membahas update, aku juga mau membahas hal yang berhubungan dengan kereta body "Stainless Steel". Belum bisa dibocorkan sekarang. Aku juga ingin membahas di dalam postingan yang sama berupa salah satu fakta kereta api yang berisi jalur Yogya-Solo direncanakan terelektrifikasi dan menjadi jalur pertama diluar Jabodetabek jika terealisasi. Postingan apa itu ? kita tunggu tanggal mainnya.

oh iya, sebenarnya kalian bisa mengikuti perkembangan blog ini juga. mekanismenya sama dengan di Youtube yaitu bisa mendapat update konten terbaru di notifikasi google kalian. hanya membedakan Youtube dengan konten video dan blog berupa postingan. Follow/Ikuti blog ini di bagian kanan atas postingan dengan klik "Ikuti". Tenang aja, untuk sekarang belum bisa update OpenBVE tapi suatu saat masih ada kesempatan kok buat melanjutkan kembali. Aku kasih instruksinya disini

jadi sebelum dilanjutkan, tutorial ini bisanya masih di pc/laptop. untuk smartphone sekarang belum bisa. seperti yang ada di kotak bulat kuning klik tombol "Ikuti"










tab pertama yang muncul akan seperti ini. kalau sudah log in, lanjut ke gambar 3














jika sudah tampilan selanjutnya seperti ini. klik "Ikuti"
















sudah deh, tidak sampai 5 menit. Update perilisan nanti ada di notifikasi google. seperti ini jika sudah mengikuti perkembangan blog ini didalam kotak bulat abu2.




dari tahun 2013 akhir, fitur satu ini baru bisa kepakai sekarang. Maklumlah baru sekarang bisa eksplor lebih di dalam blog

Ada sesi baru buat blog ini juga yaitu membahas lebih DAOPS 6. Salah satu alasannya ada sejarah penting dari bapak proklamator Ir Soekarno pernah menuju ke Yogyakarta secara rahasia dengan kereta kepresidenan karena Jakarta waktu itu berhasil dikuasai Belanda sewaktu pasca kemerdekaan. Yogyakarta juga bisa dikatakan ikut berpengaruh karena pernah menjadi ibukota Indonesia sementara. dan masih ada hal lainnya yang akan kita bahas tapi lebih di DAOPS 6 bukan secara generik Yogya.

Akhirnya sudah selesai dan sampai disini dulu. Semisal mau mengikuti perkembangan atau update blog Railfans S35 bisa difollow (dengan memencet bar "Ikuti" di pojok kanan atas postingan masing-masing). Ada kalanya aku jarang memposting nantinya, ketika sudah ada update setidaknya sudah mendapat pemberitahuan di notifikasi google.

sebelum berakhir, mau apa tidak sesi READOPSI (Review Add on OpenBVE Indonesia) buat part pertama ataupun selanjutnya tidak diberi ilustrasi ? Kalau aku lebih milih tidak dipakai, gantinya dengan video gameplay yang sudah diupload di youtube (ID : Taufik Kurr). So Much Thanks and Goodbye... ;D

Monday, April 2, 2018

(Pretrip) Behind The Scene of Me 3 (Trip Argo Lawu)

Selamat datang semua. Kali ini ada kabar yang bagus untuk update trip kali ini. Sudah sebulan yang lalu aku sudah memesan tiket kereta. Alhamdulillah menjadi trip jarak jauh pertama yang aku lakukan sendiri alias tidak temenan. Terima kasih buat restu orang tua hehe...

Kita kembali 10 tahun yang lalu. Waktu aku bersama kakak dan eyang ke Yogya, pertama kalinya aku melihat kereta api argo Lawu. Jangan salah, kebanyakan penumpang waktu itu bener-bener mampu. Dan juga masih ada gratis 1x makan dan minum dengan harga yang lebih murah dari sekarang.

Waktu sudah berlalu dan antara tahun itu sampai 2013 sudah jarang main dengan sesuatu yang berbau kereta. Setelah itu mulai sering dan puncaknya saat PT KAI memberi kebijakan tarif parsial, tahun 2017 awal kesampean naik kereta eksekutif tapi Argo Dwipangga arah solo (bisa dilihat di youtube). Berbicara Argo Dwipangga, mengapa aku skip ke part 3 karena part pertama sudah kita bahas untuk selanjutnya sudah pasti dengan mas ArDi

Setelah itu sepanjang tahun aku belum bisa pergi ke Jakarta sampai pengumuman ujian kelas 12 sudah keluar, bersamaan dengan study tour. Aku tidak ikut dan selanjutnya aku mulai pesan tiket kesana. Sebenarnya akhir maret bisa, malah dapet libur 2 minggu. Jadi untuk pengumuman UN sudah keluar dan untuk USBN kurang pasti karena penyesuaian waktu di sekolah.

Awalnya aku mau mesen tiket KA Taksaka Pagi Tapi tidak dibolehkan. Dan juga pesawat tapi masih eman2 dan mumpung dibolehkan buat pergi ya enggak masalah lagi. Jadi akhirnya aku pesen KA Argo Lawu. Pas aku milih kursi, ternyata aku cuma dapet di kereta paling depan dan tidak bisa milih belakang. Apa karena sudah menggunakan sistem urut dari depan atau kesalahan pemesanan tiket. Fyi tarif batas bawahnya sudah habis duluan, dan aku ambil yang sedikit mahal.

Kemarin pas aku cek kembali tiket KA Argo Lawu tarif untuk paling bawah dan diatasnya sudah habis. Sisanya berarti tarif batas atas. Aku juga lihat ada rangkaian eksekutif stainless steel menumpang di Stasiun Solo Balapan. Semoga setidaknya bisa merasakan interior atau malah rangkaian ini direncanakan buat Argo Lawu yang nantinya aku naikin. Kita tunggu saja

Andai ada kemungkinan, Insya Allah pulang nanti bisa naik bus double decker (DD) Agra Mas. Berangkatnya sama pulang ke rumah tidak jauh2 banget. Sebenarnya bisa aja naik bus Putera Mulia DD tapi harus ke terminal Pulogebang.

Sudah sampailah akhir postingan yang semakin excited buat pergi ke Jakarta, lebih tepatnya Depok. Tahun 2017 belum kesampaian, tahun ini aku puas2 in disana. Terima kasih yang sudah membaca berita gabut paling excited ini. Setelah postingan ini aku langsung juga rilis part Argo Dwipangga sehabis ini.

So Much Thanks and Goodbye.....