Update Blog

Btw sekarang saya sudah tidak melanjutkan pengembangan blog ini lagi, kalo ada kesalahan ataupun janji yg tidak dapat saya penuhi, saya minta maaf ya hehe, terima kasih buat kalian

Sunday, November 24, 2019

Kereta Api Sancaka Utara, Keunikannya Menyambungi Jawa Tengah dan Jawa Timur

Oke, selamat pagi dan selamat datang kembali di blog ini. Kemarin saya baru saja kelar satu dari beberapa postingan nantinya yang akan membahas seputar Gapeka 2019, termasuk berupa poin-poin yang dapat saya simpulkan dari keseluruhan perubahan dalam Gapeka ini nanti. Oh ya, akan saya taruh untuk topik sebelumnya yaitu KA Argo Wilis dan Turangga dan postingan-postingan selanjutnya disini
Seputar GAPEKA 2019 yang lain:
-KA Argo Wilis dan Turangga Membuka Cara Baru ke Jakarta dengan Naik Kereta
-Sayonara KA Sidomukti dan KA Kalijaga
Kesimpulan Gapeka 2019 (coming soon)

Saat saya update pada salah satu postingan di instagram saya, ada salah satu dari kalian yang berkomentar seputar peluncuran kereta yang akan melalui daerah Cepu dan Bojonegoro ini. Catatan saya baru dapat kabar ini sebelum Gapeka 2019 ini diumumkan, dan jujur saja saya lebih baik menunggu info resminya, eh lha ternyata beneran kejadian. Saya sendiri jujur seneng terutama untuk lintas Solo-Gundih yang akan dilalui kereta ini bisa semakin ramai, terutama sejak setahun yang lalu KA Joglosemarkerto menjadi salah satu kereta yang berhasil mengoptimalkan potensinya. Tetapi juga harus kita ketahui, KA Kalijaga kedepan tidak akan berdinas sebagai kereta lokal Solo-Semarang (akan saya bahas selanjutnya Insya Allah), yang pada akhirnya sebatas bertukar slot saja

Lalu apa yang bagi saya menarik selain poin-poin tadi itu? Warga Yogyakarta, Solo, dan kota-kota lainnya seperti Kebumen dan Klaten, akhirnya dapat menuju Cepu, Lamongan, dan juga Bojonegoro (atau sebaliknya) secara langsung cukup sekali naik kereta api. Kapan lagi buat berpergian ke daerah-daerah tersebut tidak perlu yang namanya gonta-ganti kereta api, sama dengan skenario KA Joglosemarkerto sejak awal

Ini yang benar-benar saya harapkan. Kapan dong diluncurkan satu kereta yang menghubungkan Kota Semarang dan Malang, semisal bisa lebih jauh sampai Jember, atau bahkan sekalian Banyuwangi. Saya lihat potensinya juga tidak kalah besar dibandingkan dengan KA Sancaka Utara ini, bahkan saya memikirkan konsep kereta ini sebelum adanya KA Sancaka Utara tersebut. Dengan mengambil durasi perjalanan KA Majapahit, 9 jam dapat dicapai (Semarang-Malang) dan tambahan skenario dari KA Tawang Alun sekitar 8 jam (Malang-Jember-Banyuwangi) dapat dilakukan 2 kali sehari

Kelas Kereta
Jika berbicara kelas yang tersedia, awalnya saya mau menulis kelas campuran eksekutif dan ekonomi. Ternyata memang campuran tapi satunya bukan ekonomi, melainkan bisnis. Mungkin akan serasa nostalgia dengan KA Sancaka reguler dengan transformasi rangkaian lama, tetapi kurang tau juga sih rangkaian yang digunakan merupakan bekas dari kereta apa. Bisa saja beneran dari KA Sancaka yang lama atau juga Fajar/Senja Utama Yogya. Terpenting bukan dari kereta keluaran lama sih wkwkwk (oh ya, kapan-kapan saya mau tulis bonus impresi kereta eksekutif dari KA Joglosemarkerto yang generasi 66, spoiler, hawanya kok aneh ya wkwk)

Harga Tiket
Secara tarif KA Sancaka Utara jelas banget akan lebih tinggi beberapa puluh ribu (bahkan ratusan ribu) rupiah daripada KA Sancaka yang biasa. Untuk tarif batas bawah sebesar 150.000 dan batas atasnya 250.000 rupiah dari kelas bisnis, dan 230.000 sebagai tarif batas bawah dan 360.000 sebagai batas atas untuk kelas eksekutif, dan menggunakan skenario rute penuh Kutoarjo-Surabaya Pasarturi (skenario pemesanan 1 Desember 2019)

Catatan tambahan juga, sewaktu saya browsing harga tiket dari kereta ini, sub kelas dari 
kedua kelas ini ada yang dua digit (semisal "X" saja menjadi "XX"), dan selalu habis (bisa saja memang belum dapat dilayani kalo saya pikir). Bisa saja mekanisme tarifnya belum begitu matang, tetapi entahlah seperti apa skenario yang sesungguhnya. Daripada menduga-duga, kita lihat saja :))







Penutup
Jadi dari pembahasan yang lumayan panjang ini, dapat saya simpulkan kehadiran KA Sancaka Utara ini membuka suatu insight baru bahwa akan banyak kereta api baru yang beroperasi pada satu momen yang dimana di lapangan harus berpindah berbagai kereta api, dan kereta ini akan menjadikan masyarakat lebih efisien sekaligus efektif dalam menempuh perjalanan bersama kereta api untuk dapat tiba di kota tujuan terutama di daerah-daerah Jawa Timur bagian utara

Besok akan saya bahas seputar KA Kalijaga dan juga KA Sidomukti sebagai salah satu pionir kereta api yang berdinas menggunakan rangkaian idle kereta reguler, yang pada akhirnya tidak akan melayani perjalanannya kembali kedepan. Btw KA Ajisaka sudah ada yang nemenin wkwkwk *facepalm

So Much Thanks and Goodbye... ;D

Saturday, November 2, 2019

Bahasan Kilat Gapeka 2019: Perpanjangan Rute KA Argo Wilis dan Turangga

Selamat datang dan kali ini saya akan membahas Gapeka 2019 yang akan berjalan beberapa waktu kedepan. Kita mulai dari KA Argo Wilis dan juga KA Turangga

Pada tanggal 1 Desember 2019 nanti, jadwal kereta api akan mengalami perubahan besar-besaran yang nanti akan saya jelaskan kedepannya. Diantaranya adalah KA Argo Wilis dan Turangga yang akan diperpanjang dengan rute awal Surabaya-Bandung menjadi Surabaya-Bandung-Jakarta. Saya akan membahas hal2 yang ingin saya sampaikan terutama pengaruh dengan lalu lintas jalur Bandung-Cikampek
Seputar GAPEKA 2019 yang lain:
-KA Sancaka Utara, Keunikannya Menyambungi Jawa Tengah dan Jawa Timur
-Sayonara KA Sidomukti dan KA Kalijaga
-Kesimpulan Gapeka 2019 (coming soon)
Kedua kereta ini setidaknya menjadikan kereta rute Jakarta-Surabaya semakin variatif dalam jalur yang dilaluinya. Apa yang dapat saya simpulkan, terbagi menjadi beberapa bagian: 

1. Lewat full jalur utara/pantura. Walaupun sebenarnya sudah mulai ramai, kereta yang melewati jalur ini tergolong belum seberapa jika dibandingkan dengan apa yang ada jalur selatan. Terutama untuk bagian Semarang-Surabaya yang bagi saya tidak sebegitu rame dengan catatan kondisinya yang sudah terdapat jalur ganda
2. Lewat Purwokerto yang tidak perlu saya jelaskan panjang-panjang karena yang pasti sudah padat sekali dengan berbagai kereta dan dengan berbagai rute juga
3. Lewat lintas Semarang-Solo yang masih tergolong lumayan sepi. Tapi melanjutkan poin awal, sebenarnya jalur Semarang-Tegal-Cirebon sudah bisa terbilang padat kalau diakumulasi kedua lintas tersebut dan ditambah dengan yang rute terminus di Semarang
4. Lewat Bandung yang dimana baru kedua kereta ini yang memanfaatkan peluang ini, sehingga saya biasa menyebutnya dengan istilah extra miles untuk standar jauh kereta api yang mulai dicapai (di Jawa pastinya). Berbagai faktor yang didukung terutama jalur double track yang sebagian besar di Jawa bagian selatan mulai dapat dilintasi

Bahkan bisa banget akan ada poin ke 5, yaitu melalui Bogor (bisa saja dari Jakarta langsung atau dari Bogor karena kepadatan lalu lintas KRL yang tidak dapat dihindarkan) dan berbelok ke Bandung dan selanjutnya baru berakhir di Surabaya (atau bisa juga Malang) melalui Sukabumi, Cianjur, dan stasiun baru, Ciranjang yang pada akhirnya jalur Padalarang-Cianjur semakin mudah dilalui kereta.


Kembali lagi, PT KAI merancang ulang rute kedua kereta ini menjadi lebih jauh karena berbagai faktor yang mendukungnya. Dari lokomotif reguler untuk kedua kereta ini yaitu CC 206 yang memang kita dapat simpulkan mampu untuk berjalan kencang, dan juga lebih bertenaga daripada lokomotif pendahulunya, terutama berguna ketika melalui daerah pegunungan seperti yang dilalui kedua kereta ini. Belum juga waktu tempuhnya menjadi lebih cepat sekitar 2-3 jam karena jalur double track "Solo-Surabaya" dan "Kutoarjo-Kroya" perlahan-lahan akan beroperasi

Lalu, saya pun juga agak meragukan dengan perpanjangan kereta ini yang berlatar dari padatnya jalur Bandung-Cikampek.

Poin selanjutnya, kemungkinan besar skema tarif kedua kereta ini akan seperti apa. Bisa saja akan dibuat sama dengan KA Gajayana yang saat ini menjadi acuan tarif paling tinggi untuk kursi kereta tetapi diluar kelas luxury dan kereta wisata. Tapi saya pun sedikit yakin untuk kenyamanannya bisa diandalkan dibandingkan KA Gajayana yang dimana kedua kereta tersebut menggunakan rangkaian SS. Jarak tempuh pun akan 11-12 juga (atau bisa saja lebih lama)


Selain itu, kereta yang paling terasa pengaruhnya dengan perpanjangan kedua kereta tersebut adalah KA Argo Parahyangan. Jadwal KA Argo Parahyangan ini bisa menjadi lebih fleksibel dan menjangkau waktu yang lebih lama tanpa harus menggunakan. Contohnya KA Argo Wilis tiba di Bandung sekitar pukul 7 malam, sedangkan jadwal terakhir KA Argo Parahyangan jam 7:40 (kalau tambahan jam 8:50). Artinya bisa saja berubah menjadi sekitar jam 9 (dan jam 10 untuk tambahan) tanpa harus menambah rangkaian baru. Begitu juga dengan KA Turangga yang akan mengisi bagian pagi

Mungkin saja suatu saat akan saya bahas lebih mendalam. Tapi karena kereta ini sudah masuk kategori jauh (>12 jam) bisa saja ada yang memang kurang betah lama-lama berada di dalam kereta. Intinya lebih cocok untuk yang ingin mencoba perjalanan kereta api dengan pengalaman yang sedikit berbeda. Sedikit keluar topik, jujur saja ada keinginan pergi ke Jakarta lewat Bandung ini. Tapi agak bimbang karena penasaran buat coba KA Argo Parahyangan. Tidak hanya itu saja, tetapi memang terbiasa naik kereta api dengan jarak yang jauh ini.

Kesimpulan saya, rangkaian kedua kereta ini pada akhirnya dapat beroperasi secara efisien dan jangkauan jadwal KA Argo Parahyangan menjadi lebih luas. Apalagi jadwal tersebut bisa saja penting untuk sebagian calon penumpang, mirip-mirip lah dengan KRD Prameks lah nasibnya hehehe....

Oke, bahasan kilat ini tidak hanya sampai disini saja. Selanjutnya ada KA Sancaka Utara dll. Ditunggu ya

So Much Thanks and Goodbye ;D