Selamat datang kembali, dan saatnya saya tetap melanjutkan seputar apa saja yang hadir di Gapeka 2019 ini, salah satunya KA Jaka Tingkir kembali lagi ke Solo dan saya sendiri senang dengan kabar ini. Kenapa? akan saya jelaskan dibawah
Sejak 1 Desember 2019 ini, KA Jaka Tingkir dikembalikan lagi dengan relasi Solo-Jakarta, sejarah yang memang panjang sebagai kereta yang mendampingi KA Bengawan ini untuk membantu perjalanan bagi masyarakat karena tiket yang tersedia selalu habis. Kita breakdown pada awal-awal kereta ini beroperasi. KA Jaka Tingkir untuk sebuah kereta penumpang jarak menengah-jauh lumayan unik yang dimana seluruh kereta sejenis beroperasi sehari sekali, KA Jaka Tingkir hanya 2 hari sekali.
Waktu itu memang rangkaian kereta tidaklah sebanyak sekarang, dan hanya diberi jatah hanya 1 set rangkaian (8/9 kereta, 1 pembangkit plus restorasi/ruang makan). Belum lagi status kereta ini waktu itu sebagai kereta tambahan, tetapi ada banyak sekali peminat kereta ini, terutama yang kehabisan tiket baik KA Bengawan itu sendiri ataupun KA Senja Utama Solo yang sedikit lebih murah pada masanya. Kalo tidak salah memang selalu kehabisan sekalipun disaat hari-hari biasa yang paling sedikit terisi okupansi sekitar 80-90%, angka yang menjanjikan
Sejak tahun 2014 kalo tidak salah, KA Jaka Tingkir mendapat 2 set rangkaian dari KA Sawunggalih Tambahan dengan kelas full ekonomi plus (sebelumnya ekonomi biasa dan waktu itu masih berupa bantuan dari Kemenhub). Setelah itu, KA Jaka Tingkir secara status ditingkatkan semula KLB menjadi kereta reguler layaknya KA Bengawan dan Senja Utama Solo. Belum lagi menjadikan KA Jaka Tingkir sebuah opsi diantara Ekonomi PSO dan Bisnis, yang dimana menjadikan pilihan bagi masyarakat semakin bervariasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan mereka
Bahkan saya pernah melakukan trip bersama kereta ini di bulan Desember 2016 yang lalu, sedih juga ya waktu berlalu begitu saja wkwk...
Pada tahun yang sama, mengikuti kesuksesan KA Sidomukti, rangkaian KA Jaka Tingkir pada saat idle di Solo dioperasikan sebagai KA Joglo, lalu diperpanjang hingga Purwokerto sehingga menjadi KA Joglokerto yang menjadi cikal bakal KA Joglosemarkerto, walaupun setelah itu rangkaian ini sudah tidak terlibat lagi. Saya pun juga pernah naik KA Joglokerto ini, dan ada video trip reportnya yang akan saya taruh sini (timelinenya sekitar 1-2 bulan sebelum trip dengan KA Jaka Tingkir)
Kembali lagi, saat diperpanjang hingga Purwokerto, KA Jaka Tingkir yang semula berangkat dari Solo sekitar jam 4 dimundurkan menjadi jam 6 kurang beberapa menit. Apa yang saya pantau, KA Joglokerto ini ada juga peminat yang memang tidak bisa dikatakan sedikit apalagi keberangkatan pagi yang dimana untuk tujuan Purwokerto memang belum ada slot yang terisi
Akhir tahun 2018 KA Jaka Tingkir entah dari kabar mana, rute dinasnya diperpendek hingga Yogyakarta saja. Agak kesel juga sih buat saya pribadi karena dengan riwayat dari KA Jaka Tingkir di atas, dan jumlah rangkaian yang menjadi satu set saja. Padahal kalau disini sangat dibutuhkan terutama semisal tiket KA Bengawan ataupun Senja Utama Solo kehabisan
Setelah waktu tersebut, saya yang biasanya berburu kereta tiap sore jadi jarang ketemu kereta ini. Pernah ada kesempatan 2 kali ketemu, eh malah engga sempet2nya aja. Hampir setahun tak berjumpa, KA Jaka Tingkir akhirnya dikembalikan juga rutenya tetapi berangkat dari Solo saat pagi. Ditambah juga untuk rangkaiannya juga berbagi dengan KA Majapahit agar lebih efisien secara penggunaannya, yaitu istirahat antara 4-6 jam di tujuan akhir dan langsung diberangkatkan setelahnya.
Dengan penjelasan di atas, kenapa saya seneng balik lagi kesini dan saya rangkum karena sejarah di atas terutama pada awalnya beroperasi sebagai kereta tambahan dari KA Bengawan. Bedanya adalah jadwal berangkatnya dan kalau dihitung-hitung lagi, tiap kereta ada satu rangkaian. Kurang tau juga ya rangkaian KA Majapahit yang satunya bermigrasi kemana, tapi kalau KA Jaka Tingkir sudah dipastikan ke KA Joglosemarkerto sejak masih menjangkau hingga Yogya saja
Yup, berikut pembahasan dari KA Jaka Tingkir di Gapeka 2019 ini. Maaf kalau bahasanya agak berantakan hehe... Nantikan kembali di postingan selanjutnya😁😁
Railfans S35
Labelku
- Tutorial OpenBVE (9)
- Behind The Scene of My Trip (4)
- Gapeka 2019 (3)
- Fakta Kereta Api Indonesia (2)
- Readopsi (1)
- kereta api (1)
- kereta stainless steel (1)
Update Blog
Btw sekarang saya sudah tidak melanjutkan pengembangan blog ini lagi, kalo ada kesalahan ataupun janji yg tidak dapat saya penuhi, saya minta maaf ya hehe, terima kasih buat kalian
Saturday, February 22, 2020
Monday, December 23, 2019
Sayonara KA Kalijaga dan KA Sidomukti
Selamat datang kembali para pembaca sekalian. Entah kenapa sejak ada kabar Gapeka 2019 kemarin saya jadi kembali dari masa2 hiatus saya di blog. Dari berpindah di Youtube hingga saya tidak bisa melanjutkan gameplay OpenBVE, saya ceitanya berhijrah (kembali) ke instagram buat update hasil berburu kereta api yang telah saya lakukan. Malahan sekarang ini saya anggap semacam galeri terbuka hehehe... Semakin kesini saya mulai rajin-rajin nulis lagi semacam pembahasan perkembangan kereta api yang akan datang (jangkauan paling lama 5 tahun). Ditambah dengan kabar perubahan Gapeka yang akhirnya masa-masa penantian untuk adanya perubahan yang signifikan telah tiba, dan balik lagi deh sekarang hehehe...
KA Kalijaga mungkin ada yang belum tahu, yaitu kereta lokal yang menggunakan rangkaian idle KA Bengawan dengan kelas ekonomi yang memiliki rute perjalanan dari Solo Balapan menuju Semarang Poncol lalu kembali lagi setelah itu. Sedangkan KA Sidomukti adalah kereta lokal yang menggunakan rangkaian idle KA Senja Utama Solo dengan kelas eksekutif-ekonomi premium yang melayani perjalanan dari Solo Balapan hingga Yogyakarta dan balik lagi setelah itu. Keduanya sama-sama menggunakan rangkaian idle dari kereta reguler yang telah ada dan rute yang sama yaitu Solo-Jakarta. Palingan yang sangat membedakan selain rute dan waktu dinasnya, yaitu untuk di Solo KA Bengawan menjangkau hingga Purwosari sedangkan KA Senja Utama Solo dari Solo Balapan.
Untuk KA Kalijaga, yang menjadi keunikan dibanding kereta lokalan sekalipun, sering membawa dua lokomotif/double traksi. Biasanya karena ada jadwal untuk Perawatan Akhir/PA di Balai Yasa/BY Pengok, Yogyakarta. Sedangkan KA Sidomukti, mungkin bisa dikatakan satu-satunya kereta lokal yang menggunakan rangkaian keluaran 2018 yang sudah berbodi stainless steel, karena otomatis juga mengikuti perubahan dari KA Senja Utama Solo sejak tahun 2018 yang lalu
Kedua kereta ini pada akhirnya menjadi salah satu "korban" dari Gapeka 2019 ini, karena kedua kereta utamanya mengalami pergantian jadwal yang sangat mempengaruhinya. Berlebihan amat ya jadi korban wkwkwk..... Setelah pembahasan ini, saya juga akan membahas perspektif dari masyarakat kota Solo terhadap perubahan sistem dari kereta api ini yang sudah berjalan pada saat postingan ini dipublikasikan, sebelum saya akan membahas perubahan dari berbagai kereta disini
Dimulai dari apa saja kereta yang hadir pada Gapeka 2019 ini, beberapa kereta yang siap mengisi kekosongan pada beberapa waktu dalam sehari (termasuk KA Jaka Tingkir, akhirnya setelah setahun balik lagi disini hihihi...), dan mekanisme harga tiket dari berbagai kereta. Kita lihat saja, dan saya jujur saja tidak dapat menjanjikannya akan langsung dipublikasikan mengingat waktu yang agak terbatas untuk sebatas nulis-nulis aja. Tapi saatnya kembali ke topik...
Btw saya secara pribadi mengucapkan terima kasih untuk jasa dari kedua kereta, yang dimana bisa dikatakan sangat mempengaruhi saya secara pengalaman hidup dan juga pengalaman bagaimana blog dan mungkin channel youtube saya ini bisa berkembang hingga saat ini. Karena pada tahun 2014, saya pertama kali banget membuat video seputar kereta api, dan konsep saya waktu itu video trip report naik KA Sidomukti yang masih menggunakan rangkaian kelas bisnis. Kenapa engga jadi saya update di youtube, sekalipun saya sudah kelar videonya, karena kualitasnya kelewat rendah wkwkwk (240p). Maklum masih setia dengan kamera pocket, dan hp saat itu juga belum hadir dengan harga yang terjangkau dan dengan kualitas yang lumayan bagus, setidaknya saat siang hari
Saya sendiri sangat merasakan waktu awal-awal peluncuran KA Sidomukti dan Kalijaga ini. Oh ya, jangan lupakan KA Ajisaka yang sayang banget umurnya tidak lama dan merupakan upaya perpendekan dari rute KA Sidomukti saat itu juga. Yaitu berhasil memanfaatkan rangkaian yang idle dari kereta reguler untuk kereta lokal hingga jarak menengah-dekat agar membantu jadwal kereta lain yang bisa dikatakan ramai, ataupun sangat berpotensi tetapi masih terbatas secara jumlah kereta. Bisa dikatakan pionirnya dari penggunaan rangkaian idle ini
Oke, tapi untuk dari perspektif jadwal memang sangat dimaklumi. Karena kedua kereta ini berusaha mengurangi gap waktu yang lumayan panjang, jadi dapat segera diberangkatkan kembali. Artinya lebih efisien dalam pengoptimalan rangkaian kereta tersebut, apalagi untuk KA Senja Utama Solo yang baru setahun lebih beberapa bulan keluar dari pabrik. Sekali lagi, selamat jalan teruntuk KA Sidomukti dan KA Kalijaga
Seputar GAPEKA 2019 yang lain:
-KA Argo Wilis dan Turangga Membuka Cara Baru ke Jakarta dengan Naik Kereta
-KA Sancaka Utara, Keunikannya Menyambungi Jawa Tengah dan Jawa Timur
-Kesimpulan Gapeka 2019 (coming soon)Bagi saya salah satu yang nanti akan dibayar dari perkembangan kereta-kereta dari peluncuran kereta baru, perpanjangan rute dari beberapa kereta, hingga sekecil update pemberhentian pada stasiun yang semula masih dilaluinya; akan ada kereta yang juga bersiap untuk dipurna tugaskan yaitu KA Kalijaga dan KA Sidomukti.
KA Kalijaga mungkin ada yang belum tahu, yaitu kereta lokal yang menggunakan rangkaian idle KA Bengawan dengan kelas ekonomi yang memiliki rute perjalanan dari Solo Balapan menuju Semarang Poncol lalu kembali lagi setelah itu. Sedangkan KA Sidomukti adalah kereta lokal yang menggunakan rangkaian idle KA Senja Utama Solo dengan kelas eksekutif-ekonomi premium yang melayani perjalanan dari Solo Balapan hingga Yogyakarta dan balik lagi setelah itu. Keduanya sama-sama menggunakan rangkaian idle dari kereta reguler yang telah ada dan rute yang sama yaitu Solo-Jakarta. Palingan yang sangat membedakan selain rute dan waktu dinasnya, yaitu untuk di Solo KA Bengawan menjangkau hingga Purwosari sedangkan KA Senja Utama Solo dari Solo Balapan.
Untuk KA Kalijaga, yang menjadi keunikan dibanding kereta lokalan sekalipun, sering membawa dua lokomotif/double traksi. Biasanya karena ada jadwal untuk Perawatan Akhir/PA di Balai Yasa/BY Pengok, Yogyakarta. Sedangkan KA Sidomukti, mungkin bisa dikatakan satu-satunya kereta lokal yang menggunakan rangkaian keluaran 2018 yang sudah berbodi stainless steel, karena otomatis juga mengikuti perubahan dari KA Senja Utama Solo sejak tahun 2018 yang lalu
Kedua kereta ini pada akhirnya menjadi salah satu "korban" dari Gapeka 2019 ini, karena kedua kereta utamanya mengalami pergantian jadwal yang sangat mempengaruhinya. Berlebihan amat ya jadi korban wkwkwk..... Setelah pembahasan ini, saya juga akan membahas perspektif dari masyarakat kota Solo terhadap perubahan sistem dari kereta api ini yang sudah berjalan pada saat postingan ini dipublikasikan, sebelum saya akan membahas perubahan dari berbagai kereta disini
Dimulai dari apa saja kereta yang hadir pada Gapeka 2019 ini, beberapa kereta yang siap mengisi kekosongan pada beberapa waktu dalam sehari (termasuk KA Jaka Tingkir, akhirnya setelah setahun balik lagi disini hihihi...), dan mekanisme harga tiket dari berbagai kereta. Kita lihat saja, dan saya jujur saja tidak dapat menjanjikannya akan langsung dipublikasikan mengingat waktu yang agak terbatas untuk sebatas nulis-nulis aja. Tapi saatnya kembali ke topik...
Btw saya secara pribadi mengucapkan terima kasih untuk jasa dari kedua kereta, yang dimana bisa dikatakan sangat mempengaruhi saya secara pengalaman hidup dan juga pengalaman bagaimana blog dan mungkin channel youtube saya ini bisa berkembang hingga saat ini. Karena pada tahun 2014, saya pertama kali banget membuat video seputar kereta api, dan konsep saya waktu itu video trip report naik KA Sidomukti yang masih menggunakan rangkaian kelas bisnis. Kenapa engga jadi saya update di youtube, sekalipun saya sudah kelar videonya, karena kualitasnya kelewat rendah wkwkwk (240p). Maklum masih setia dengan kamera pocket, dan hp saat itu juga belum hadir dengan harga yang terjangkau dan dengan kualitas yang lumayan bagus, setidaknya saat siang hari
Saya sendiri sangat merasakan waktu awal-awal peluncuran KA Sidomukti dan Kalijaga ini. Oh ya, jangan lupakan KA Ajisaka yang sayang banget umurnya tidak lama dan merupakan upaya perpendekan dari rute KA Sidomukti saat itu juga. Yaitu berhasil memanfaatkan rangkaian yang idle dari kereta reguler untuk kereta lokal hingga jarak menengah-dekat agar membantu jadwal kereta lain yang bisa dikatakan ramai, ataupun sangat berpotensi tetapi masih terbatas secara jumlah kereta. Bisa dikatakan pionirnya dari penggunaan rangkaian idle ini
Oke, tapi untuk dari perspektif jadwal memang sangat dimaklumi. Karena kedua kereta ini berusaha mengurangi gap waktu yang lumayan panjang, jadi dapat segera diberangkatkan kembali. Artinya lebih efisien dalam pengoptimalan rangkaian kereta tersebut, apalagi untuk KA Senja Utama Solo yang baru setahun lebih beberapa bulan keluar dari pabrik. Sekali lagi, selamat jalan teruntuk KA Sidomukti dan KA Kalijaga
Sunday, November 24, 2019
Kereta Api Sancaka Utara, Keunikannya Menyambungi Jawa Tengah dan Jawa Timur
Oke, selamat pagi dan selamat datang kembali di blog ini. Kemarin saya baru saja kelar satu dari beberapa postingan nantinya yang akan membahas seputar Gapeka 2019, termasuk berupa poin-poin yang dapat saya simpulkan dari keseluruhan perubahan dalam Gapeka ini nanti. Oh ya, akan saya taruh untuk topik sebelumnya yaitu KA Argo Wilis dan Turangga dan postingan-postingan selanjutnya disini
Saat saya update pada salah satu postingan di instagram saya, ada salah satu dari kalian yang berkomentar seputar peluncuran kereta yang akan melalui daerah Cepu dan Bojonegoro ini. Catatan saya baru dapat kabar ini sebelum Gapeka 2019 ini diumumkan, dan jujur saja saya lebih baik menunggu info resminya, eh lha ternyata beneran kejadian. Saya sendiri jujur seneng terutama untuk lintas Solo-Gundih yang akan dilalui kereta ini bisa semakin ramai, terutama sejak setahun yang lalu KA Joglosemarkerto menjadi salah satu kereta yang berhasil mengoptimalkan potensinya. Tetapi juga harus kita ketahui, KA Kalijaga kedepan tidak akan berdinas sebagai kereta lokal Solo-Semarang (akan saya bahas selanjutnya Insya Allah), yang pada akhirnya sebatas bertukar slot saja
Lalu apa yang bagi saya menarik selain poin-poin tadi itu? Warga Yogyakarta, Solo, dan kota-kota lainnya seperti Kebumen dan Klaten, akhirnya dapat menuju Cepu, Lamongan, dan juga Bojonegoro (atau sebaliknya) secara langsung cukup sekali naik kereta api. Kapan lagi buat berpergian ke daerah-daerah tersebut tidak perlu yang namanya gonta-ganti kereta api, sama dengan skenario KA Joglosemarkerto sejak awal
Ini yang benar-benar saya harapkan. Kapan dong diluncurkan satu kereta yang menghubungkan Kota Semarang dan Malang, semisal bisa lebih jauh sampai Jember, atau bahkan sekalian Banyuwangi. Saya lihat potensinya juga tidak kalah besar dibandingkan dengan KA Sancaka Utara ini, bahkan saya memikirkan konsep kereta ini sebelum adanya KA Sancaka Utara tersebut. Dengan mengambil durasi perjalanan KA Majapahit, 9 jam dapat dicapai (Semarang-Malang) dan tambahan skenario dari KA Tawang Alun sekitar 8 jam (Malang-Jember-Banyuwangi) dapat dilakukan 2 kali sehari
Kelas Kereta
Jika berbicara kelas yang tersedia, awalnya saya mau menulis kelas campuran eksekutif dan ekonomi. Ternyata memang campuran tapi satunya bukan ekonomi, melainkan bisnis. Mungkin akan serasa nostalgia dengan KA Sancaka reguler dengan transformasi rangkaian lama, tetapi kurang tau juga sih rangkaian yang digunakan merupakan bekas dari kereta apa. Bisa saja beneran dari KA Sancaka yang lama atau juga Fajar/Senja Utama Yogya. Terpenting bukan dari kereta keluaran lama sih wkwkwk (oh ya, kapan-kapan saya mau tulis bonus impresi kereta eksekutif dari KA Joglosemarkerto yang generasi 66, spoiler, hawanya kok aneh ya wkwk)
Harga Tiket
Secara tarif KA Sancaka Utara jelas banget akan lebih tinggi beberapa puluh ribu (bahkan ratusan ribu) rupiah daripada KA Sancaka yang biasa. Untuk tarif batas bawah sebesar 150.000 dan batas atasnya 250.000 rupiah dari kelas bisnis, dan 230.000 sebagai tarif batas bawah dan 360.000 sebagai batas atas untuk kelas eksekutif, dan menggunakan skenario rute penuh Kutoarjo-Surabaya Pasarturi (skenario pemesanan 1 Desember 2019)
Catatan tambahan juga, sewaktu saya browsing harga tiket dari kereta ini, sub kelas dari
kedua kelas ini ada yang dua digit (semisal "X" saja menjadi "XX"), dan selalu habis (bisa saja memang belum dapat dilayani kalo saya pikir). Bisa saja mekanisme tarifnya belum begitu matang, tetapi entahlah seperti apa skenario yang sesungguhnya. Daripada menduga-duga, kita lihat saja :))
Penutup
Jadi dari pembahasan yang lumayan panjang ini, dapat saya simpulkan kehadiran KA Sancaka Utara ini membuka suatu insight baru bahwa akan banyak kereta api baru yang beroperasi pada satu momen yang dimana di lapangan harus berpindah berbagai kereta api, dan kereta ini akan menjadikan masyarakat lebih efisien sekaligus efektif dalam menempuh perjalanan bersama kereta api untuk dapat tiba di kota tujuan terutama di daerah-daerah Jawa Timur bagian utara
Besok akan saya bahas seputar KA Kalijaga dan juga KA Sidomukti sebagai salah satu pionir kereta api yang berdinas menggunakan rangkaian idle kereta reguler, yang pada akhirnya tidak akan melayani perjalanannya kembali kedepan. Btw KA Ajisaka sudah ada yang nemenin wkwkwk *facepalm
So Much Thanks and Goodbye... ;D
Seputar GAPEKA 2019 yang lain:
-KA Argo Wilis dan Turangga Membuka Cara Baru ke Jakarta dengan Naik Kereta
-Sayonara KA Sidomukti dan KA Kalijaga
Kesimpulan Gapeka 2019 (coming soon)
Saat saya update pada salah satu postingan di instagram saya, ada salah satu dari kalian yang berkomentar seputar peluncuran kereta yang akan melalui daerah Cepu dan Bojonegoro ini. Catatan saya baru dapat kabar ini sebelum Gapeka 2019 ini diumumkan, dan jujur saja saya lebih baik menunggu info resminya, eh lha ternyata beneran kejadian. Saya sendiri jujur seneng terutama untuk lintas Solo-Gundih yang akan dilalui kereta ini bisa semakin ramai, terutama sejak setahun yang lalu KA Joglosemarkerto menjadi salah satu kereta yang berhasil mengoptimalkan potensinya. Tetapi juga harus kita ketahui, KA Kalijaga kedepan tidak akan berdinas sebagai kereta lokal Solo-Semarang (akan saya bahas selanjutnya Insya Allah), yang pada akhirnya sebatas bertukar slot saja
Lalu apa yang bagi saya menarik selain poin-poin tadi itu? Warga Yogyakarta, Solo, dan kota-kota lainnya seperti Kebumen dan Klaten, akhirnya dapat menuju Cepu, Lamongan, dan juga Bojonegoro (atau sebaliknya) secara langsung cukup sekali naik kereta api. Kapan lagi buat berpergian ke daerah-daerah tersebut tidak perlu yang namanya gonta-ganti kereta api, sama dengan skenario KA Joglosemarkerto sejak awal
Ini yang benar-benar saya harapkan. Kapan dong diluncurkan satu kereta yang menghubungkan Kota Semarang dan Malang, semisal bisa lebih jauh sampai Jember, atau bahkan sekalian Banyuwangi. Saya lihat potensinya juga tidak kalah besar dibandingkan dengan KA Sancaka Utara ini, bahkan saya memikirkan konsep kereta ini sebelum adanya KA Sancaka Utara tersebut. Dengan mengambil durasi perjalanan KA Majapahit, 9 jam dapat dicapai (Semarang-Malang) dan tambahan skenario dari KA Tawang Alun sekitar 8 jam (Malang-Jember-Banyuwangi) dapat dilakukan 2 kali sehari
Kelas Kereta
Jika berbicara kelas yang tersedia, awalnya saya mau menulis kelas campuran eksekutif dan ekonomi. Ternyata memang campuran tapi satunya bukan ekonomi, melainkan bisnis. Mungkin akan serasa nostalgia dengan KA Sancaka reguler dengan transformasi rangkaian lama, tetapi kurang tau juga sih rangkaian yang digunakan merupakan bekas dari kereta apa. Bisa saja beneran dari KA Sancaka yang lama atau juga Fajar/Senja Utama Yogya. Terpenting bukan dari kereta keluaran lama sih wkwkwk (oh ya, kapan-kapan saya mau tulis bonus impresi kereta eksekutif dari KA Joglosemarkerto yang generasi 66, spoiler, hawanya kok aneh ya wkwk)
Harga Tiket
Secara tarif KA Sancaka Utara jelas banget akan lebih tinggi beberapa puluh ribu (bahkan ratusan ribu) rupiah daripada KA Sancaka yang biasa. Untuk tarif batas bawah sebesar 150.000 dan batas atasnya 250.000 rupiah dari kelas bisnis, dan 230.000 sebagai tarif batas bawah dan 360.000 sebagai batas atas untuk kelas eksekutif, dan menggunakan skenario rute penuh Kutoarjo-Surabaya Pasarturi (skenario pemesanan 1 Desember 2019)
Catatan tambahan juga, sewaktu saya browsing harga tiket dari kereta ini, sub kelas dari
kedua kelas ini ada yang dua digit (semisal "X" saja menjadi "XX"), dan selalu habis (bisa saja memang belum dapat dilayani kalo saya pikir). Bisa saja mekanisme tarifnya belum begitu matang, tetapi entahlah seperti apa skenario yang sesungguhnya. Daripada menduga-duga, kita lihat saja :))
Penutup
Jadi dari pembahasan yang lumayan panjang ini, dapat saya simpulkan kehadiran KA Sancaka Utara ini membuka suatu insight baru bahwa akan banyak kereta api baru yang beroperasi pada satu momen yang dimana di lapangan harus berpindah berbagai kereta api, dan kereta ini akan menjadikan masyarakat lebih efisien sekaligus efektif dalam menempuh perjalanan bersama kereta api untuk dapat tiba di kota tujuan terutama di daerah-daerah Jawa Timur bagian utara
Besok akan saya bahas seputar KA Kalijaga dan juga KA Sidomukti sebagai salah satu pionir kereta api yang berdinas menggunakan rangkaian idle kereta reguler, yang pada akhirnya tidak akan melayani perjalanannya kembali kedepan. Btw KA Ajisaka sudah ada yang nemenin wkwkwk *facepalm
So Much Thanks and Goodbye... ;D
Subscribe to:
Posts (Atom)